Bisnis.com, PADANG - PT Garuda Indonesia Tbk. mengklaim seat load factor (SLF) atau tingkat keterisian rute Jakarta–Padang sepanjang awal tahun ini meleset, akibat low season dan belum maksimalnya pemulihan ekonomi.
General Manager Garuda Indonesia cabang Padang Ryanto A Winarso mengatakan periode low season membuat tingkat keterisian penumpang di rute tersebut tidak maksimal atau hanya berkisar 70%.
“Belum optimal kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Karena memang lagi low season,” katanya, Selasa (17/5/2016).
Meski begitu, kuartal kedua diyakini mampu menutup kinerja karena tingginya permintaan tiket pesawat untuk arus mudik dan balik Lebaran. Namun, akan ada empty leg atau kekosongan pada minggu pertama hingga ketiga Ramadan karena minimnya pergerakan penumpang.
Ryanto menargetkan tingkat keterisian pesawat milik maskapai plat merah itu pada kuartal kedua tahun ini dengan adanya masa puncak arus mudik dan balik Lebaran mampu optimal dengan SLF di kisaran 80%. “Prediksinya pada kuartal kedua di kisaran 70% - 80%. Itu pun ada empty leg di minggu pertama hingga ketiga Ramadan,” ujarnya.
Dia mengatakan untuk mendongkrak penjualan, perseroan memanfaatkan kerja sama dengan sejumlah korporasi. Selain itu, meningkatkan saluran penjualan, baik berbasis e-commerce maupun program-program hard selling.
Pemerintah daerah juga didorong untuk mengoptimalkan potensi pariwisata yang beragam di Kota Padang dan provinsi Sumatra Barat secara umum, sehingga mampu meningkatkan kunjungan ke daerah itu.
Adapun, Garuda Indonesia mengoperasikan tujuh penerbangan di rute Jakarta–Padang setiap harinya, yakni pada pukul 6.15 WIB, 7.30 WIB, 9.15 WIB, 11,25 WIB, 14.00 WIB, 16.05 WIB, dan 19.50 WIB.
Untuk rute tersebut, Garuda menggunakan pesawat Boeing 737-800 Next Generation (NG) dengan kapasitas 162 kursi, terdiri dari 12 kelas bisnis dengan seat pitch 32 inch dan 150 kelas ekonomi dengan seat pitch 32 inch.