Bisnis.com, PEKANBARU - Pihak Kontraktor pembangun tol trans Sumatra Pekanbaru-Dumai PT Hutama Karya akan menyesuaikan pembangunan tol yang terhalang jaringan pipa minyak milik PT Chevron Pacific Indonesia.
Masperi, Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau mengatakan pemeintah telah melakukan pertemuan dengan pihak PT Hutama Karya, PT Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas.
"Ada sejumlah pembangunan yang terhalang pipa minyak Chevron. Namun, pembangunan tol akan disesuaikan dan tidak mengganggu aliran pipa minyak itu," kata Masperi, Rabu (22/6/2016).
Dia menambahkan, pembahasan selanjutnya, PT Chevron dan Hutama Karya akan menentukan titik wilayah mana saja yang akan dilewati jalur tol. Termasuk model kontruksi yang akan dibangun.
Pihak Hutama Karya dan PT Chevron akan melakukan survei bersama telebih dahulu, baru selanjutnya akan menentukan titik dimana saja pipa minyak itu akan dilintasi. Survei dilakukan disepanjang pembangunan jalan itu, mulai dari Pekanbaru hingga Dumai.
Proyek tol dengan panjang 129 kilometer tersebut telah dilakukan pembebesan lahan 39 kilometer. Pemerintah pusat menganggarkan dana pembebasan lahan mencapai Rp3,5 triliun.
Hingga kini, Pemerintah Provinsi Riau masih menunggu agenda Presiden Joko Widodo untuk meresmikan pembangunan (ground breaking) proyek tersebut.
Masperi mengatakan peletakan batu pertama rencananya akan dilaksanakan di Keluarahan Muara Fajar Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Panitia telah dibentuk. Pemerintah Provinsi Riau akan segera menggesa persiapan.
Sebelumnya, PT Hutama Karya Pekanbaru dipercaya untuk mempersiapkan pembangunan akses jalan untuk titik peletakan batu pertama di Kecamatan Tenayan Raya.
Hanya saja, pembangunan tersebut tidak bisa diselesaikan hingga Presiden Joko Widodo tiba. Cuaca buruk menghambat pembangunan akses jalan.
Hasil tinjauan Pemerintah Provinsi bahwa ada beberapa titik di jalur menuju pintu masuk tol itu yang tidak layak untuk dilewati kendaraan Presiden. Misalnya tingkat kecuraman jalan yang dianggap akan terlalu beresiko.
Sementara itu, pihak pengusaha meminta pembangunan proyek tol Trans Sumatra diharapkan cepat selesai. Tol Pekanbaru-Dumai dapat mempermudah akses Pekanbaru sebagai kota bisnis dan Dumai sebagai kota pelabuhan industri.
Ketua Dewan Pengurus Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Riau Wijatmoko Rah Trisno mengatakan pemerintah memang harus mendorong peningkatan infrastruktur termasuk pembangunan jalan tol Pekanbaru – Dumai.
“Investor sebelum masuk ke suatu daerah tentu pertama kali melihat infrastruktur karena ini yang menentukan operasional bisnis, kalau tidak diperhatikan tentu akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan sulitnya melakukan efisiensi,” katanya.