Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia bekerja sama dengan Asean Secretariat menyelenggarakan Asean Federation of Forwarders Association Conferrence dengan tujuan menyusun persiapan perpindahan kargo dan arus barang antarnegara Asia Tenggara.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan momentum konferensi Asean Federation of Forwarders Association Conferrence (AFFA) untuk membuat forum forwarders dalam dua kali setahun.
"Jadi ini momentum, karena untuk bisa membuat forum dua kali, outputnya jelas karena kita berkepentingan di Asean, juga karena jumlah penduduk kita yang sangat besar, mereka sangat berkepentingan dengan kita," kata Yukki, Rabu (22/6/2016).
Adapun output yang diharapkan dari konferensi ini kata Yukki adalah; terbentuknya Asean Forum. Yukki mengatakan forum ini memiliki tujuan lain yakni menyiapkan regenerasi kepengurusan AFFA dan ALFI.
"Kami tentu ada output-nya ya. Karena kami pemain inti lokal di sini, di saat perubahan dunia begitu cepat Indonesia juga harus ambil bagian," jelasnya.
Menurut Yukki forum ini diharapakn bisa menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah sebagai bahan evaluasi atas sejumlah paket kebijakan ekonomi yang sudah diimplementasikan.
Yukki memandang sejumlah paket kebijakan ekonomi belum terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari banyaknya harga barang yang masih tinggi dan kelangkaan barang.
Dia juga menyebut paket deregulasi belum terlaksana sesuai mandat dari pusat ke setiap daerah. Sampat saatb ini masih banyak pelaku usaha yang mengeluhkan sulitnya membuka usaha di daerah karena terbentur regulasi.
"Kita harus dorong deregulasi pemerintah dengan cara harmonisasi regulasi, di pusat dan daerah karena dampak paket kebijakan ini belum terasa bagi mereka yang di daerah," ujarnya.
Yukki menyebut Indonesia sebagai negara yang cukup stabil perekonomiannya sekalipun ekonomi dunia tengah melesu. Meskipun begitu dia tak menampik adanya sedikit penurunan arus barang ekspor ataupun impor ketika ekonomi dunia melemah.
Dia mengimbau kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar jangan hanya menjanjikan kemudahan izin usaha dan menambah angka investasi tetapi juga memperhatikan tingkat penyerapan tenaga kerja.
"Memang ada beberapa komoditi di periode ini yang nengalami kenaikkan, tetapi itu karena lambannya pemerintah memberi antisipasi akan supply and demand," ungkapnya.
Chairman AFFA Alvin Chua Seg Wah asal Malaysia mengatakan biaya logistik Indonesia yang melampaui 25% dari produk domestik bruto sangat mengkhawatirkan.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi pelaku usaha forwarder tingkat Asia Tenggara untuk menyambungkan arus barang ke Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sangat banyak.
"Kami mengharapkan pemerintah Indonesia memiliki rencana menghubungkam eksportir dan importir ini lebih mudah," terang Alvin.
Menurut Alvin, pemerintah perlu menderegulasi sejumlah peraturannya dengan memberikan infrastruktur penunjang supply and demand barang. "Dengan deregulasi tersebut akan memudahkan perpindahan kargo dari negara Asean ke Indonesia," ungkapnya.
Alvin optimistis deregulasi akan mendorong Indonesia lebih kompetitif di tengah negara Asia Tenggara lainnya. Dia sangat berharap konferensi Asean Forum ini bisa melahirkan ide-ide yang bisa direkomendasikan kepada pemerintah.