Bisnis.com, JAKARTA — Organisasi Buruh International memperkirakan sekitar 50% dari jumlah pekerja di lima negara Asean berisiko kehilangan pekerjaan seiring penggunaan sistem automasi (robot) dalam dua dekade ke depan.
Menurut laporan terbaru International Labour Organization (ILO), sekitar 137 juta pekerja atau 56% dari total buruh di Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam memiliki risiko besar kehilangan pekerjaan akibat penggunaan robot.
“Negara yang berkompetisi dengan gaji buruh yang rendah harus melihat kembali posisi mereka. Keuntungan itu [rendahnya gaji buruh] tidak lagi cukup,” ungkap Deborah France-Massin, Direktur ILO, dalam laporan tersebut.
Dia mengingatkan pekerja harus dilatih untuk bekerja secara efisien sejalan dengan era digitalisasi. Sebagai gambaran, Asean memiliki 630 juta penduduk dan merupakan pusat dari sejumlah sektor manufaktur, seperti otomotif, tekstil, dan peralatan elektronik.
Lembaga internasional ini menambahkan penggunaan teknologi seperti 3D printing, wearable technology, nanotechnology, dan robotic automation dapat mengubah pola produksi di sektor-sektor tersebut.
"Robot menjadi lebih baik dalam merakit, murah, dan semakin dapat berkolaborasi dengan manusia,” mengutip laporan tersebut.