Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI SUMSEL: Uang Beredar Capai Rp8,4 Triliun

Bank Indonesia mencatat rata-rata peredaran uang yang keluar di Sumsel mencapai lebih dari Rp1 triliun per bulan sepanjang semester pertama tahun ini.
Uang rupiah. /Bisnis.com
Uang rupiah. /Bisnis.com

Bisnis.com, PALEMBANG --Bank Indonesia mencatat rata-rata peredaran uang yang keluar di Sumsel mencapai lebih dari Rp1 triliun per bulan sepanjang semester pertama tahun ini.

Berdasarkan data bank sentral, terhitung sejak Januari 2015 posisi outflow mencapai Rp8,4 triliun sementara untuk inflow berada di angka Rp5,5 triliun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, hingga Juni aliran uang kartal menunjukan posisi net outflow sekitar Rp3 triliun.

Artinya, secara karakteristik lebih banyak uang yang beredar tentunya lebih banyak pembangunan yang terjadi sehingga banyak uang yang beredar.

"Salah satu faktor yang membuat cukup besarnya net outflow pada semester pertama ini karena peningkatan permintaan uang masyarakat saat Ramadan dan Lebaran lalu," katanya, Rabu (20/7/2016).

Selain itu, adapun faktor lainnya dikarenakan  banyaknya proyek pembangunan infrastrukutur yang ada di Sumsel, khususnya guna menyambut Asian Games 2018. Meski tidak menyebutkan secara rinci, Ponco mengaku jumlah tersebut meningkat tidak terlalu besar dari tahun lalu.

"Pada semester pertama ini pengeluaran uang tertinggi hanya terjadi menjelang momen hari besar saja seperti  lebaran yang mencapai lebih dari Rp3 triliun," terangnya.

Bank Indonesia memprediksi akan terjadi peningkatan posisi outflow hingga 10% dari total pencapaian  tahun lalu.  Di mana pada Desember 2015, posisi outflow mencapai Rp12,5 triliun, sementara untuk inflow berada di angka Rp10,65 triliun.

Hal tersebut, kata dia, cukup mendasar mengingat banyaknya kegiatan proyek pemerintah maupun swasta yang akan dikerjakan di Sumsel.  "Selain itu, nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) juga mengalami kenaikan," ujarnya.

Adapun pertumbuhan ekonomi diprediksi akan berada di level 5,6%--6,3%. Hal itu ditunjang dengan mulai membaiknya sejumlah harga komoditas
seperti karet dan sawit.

Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi sehingga perekonomian dapat tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi secara berkesinambungan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper