Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dapat mencapai 5,1% dengan daya dukung dari inflasi di bawah 4%. Pencapaian inflasi dalam negeri belum sebaik negara kawasan Asean yang berhasil mempertahankan inflasi di bawah 4% dalam kurun 10 tahun terakhir.
Apabila inflasi tak bisa dijaga, dia meyakini hal itu akan menggerus penghasilan masyarakat dan menambah jumlah penduduk miskin. Reformasi birokrasi disebutnya menjadi kunci agar Indonesia bisa mengejar perekonomian yang kuat, seimbang, berkesinambungan dan inklusif.
“Ketersediaan pangan berpengaruh ke inflasi, rakyat resah kalau beras tidak ada. Energi juga kalau tidak dijaga, kita tidak bisa bangun sehingga BBM harus terjaga. Jadi perlu perbaikan dan kemandirian energi, pangan dan air,” ujarnya dalam acara sarasehan jelang Rakornas VII TPID, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/8/2016) .
Reformasi birokrasi dicapai dengan membangkitkan lagi industrialisasi sehingga mencetak lapangan kerja. Kemudian, perbaikan infrastruktur fisik dan nonfisik, termasuk memperbaiki daya saing. Terakhir, dia menyebutkan bahwa reformasi birokrasi diiringi dengan pendalaman pasar keuangan agar sumber dana untuk membiayai pembangunan tersedia.
“Presiden mengatakan Indonesia bisa jadi negara produsen dan eksportir. Kita bisa ekspor produk yang dikasih nilai tambah,” ucapnya.