Bisnis.com, JAKARTA - Kontribusi sektor pertanian sebesar 14,32% dalam pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kuartal II -2016 yang mampu tumbuh sampai dengan 5,18% sangat patut diapresiasi.
"Kontribusi ini bisa dijadikan pemantik untuk mengatasi persoalan kesenjangan dan kemiskinan yang banyak terdapat di daerah-daerah," ujar pengajar Universitas Indonesia (UI) dan Direktur Lingkar Studi Efokus Rizal E Halimdi Jakarta, Sabu (6/8/2016).
Dia mengatakan sejak awal 2016 sejumlah indikator ekonomi sudah mulai menunjukkan penguatan. Penguatan ini yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong sejumlah agenda pembangunan nasional.
“Kontribusi sektor pertanian patut diapresiasi. Ini bisa jadi pemantik untuk mengatasi persoalan kesenjangan dan kemiskinan yang banyak terdapat di daerah-daerah," ujarnya.
Menurut Rizal, meski ada pergeseran musim tanam, kenaikan produksi padi tidak bisa disangkali. Namun, Rizal mengingatkan setelah El-Nino tahun lalu, maka tahun ini akan ada La-Nina di mana curah hujan akan tinggi hingga akhir tahun. “Ini perlu disiasati agar produksi pangan tetap meningkat”, ujarnya.
Di samping itu, menurut Rizal, untuk tetap meningkatkan produksi, hal yang harus dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pendampingan selama proses produksi dan pascaproduksi.
“Setelah program bantuan alat sistem pertanian (alsintan), Kementan perlu melakukan pendampingan yang berkelanjutan, baik para panen maupun pasca panen, agar memberi efek ganda bagi petani”, ujar Rizal.