Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stabilkan Harga Ayam, Jabar Pacu Sentra Perunggasan Rakyat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal memacu sentra perunggasan rakyat (SPR) pada tahun depan guna menstabilisasi harga ayam di pasaran.
Pedagang melayani pembeli ayam potong di pasar pagi Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (4/6)./Antara
Pedagang melayani pembeli ayam potong di pasar pagi Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (4/6)./Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal memacu sentra perunggasan rakyat (SPR) pada tahun depan guna menstabilisasi harga ayam di pasaran.

Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan SPR ini diperuntukan untuk penguatan peternak mandiri yang saat ini sudah turun akibat adanya sistem kemitraan antara pembudidaya dan perusahaan.

"Minimal pada tahun depan ada komitmen dari kelompok peternak terutama di Priangan untuk membuat SPR," ujarnya kepada Bisnis.com di kantornya, Senin (22/8/2016).

Menurutnya, saat ini peternak mandiri selalu mengalami harga ayam yang fluktuatif sehingga berdampak merugikan bagi mereka.

Dia mencontohkan saat ini saja harga ayam di tingkat peternak mencapai Rp16.000/kg hidup. Padahal BEP mereka sebesar Rp18.500/kg hidup. Artinya, kondisi ini justru merugikan bagi peternak mandiri yang semua cost produksi ditanggung mereka sendiri.

"Kita tidak ingin budi daya ini tidak memberikan kesejahteraan. Sudah masuk ke pasar kita tidak bisa berbuat apa-apa. Suplai banyak, demand turun harga komoditas itu turun," paparnya.

Berbeda dengan peternak kemitraan yang selama ini selalu untuk karena BEP ditentukan oleh perusahaan. "Kalau itu terintegrasi sudah terjamin dengan konsep kemitraan sudah dilaksanakan komitmen atau MoU dengan perusahaan, harga berapapun memberikan keuntungan. Akan tetapi BEP tidak ada keterbukaan dari perusahaan," ujarnya.

Dia menyebutkan, kondisi peternak mandiri saat ini jauh tertinggal jumlahnya dengan peternak kemitraan yang lebih banyak. "Tidak banyak yang mandiri berbalik jauh. Mudah-mudahan pada 2017 SPR ini bisa membangkitkan kembali peternak mandiri," katanya.

Sepanjang tahun ini kebutuhan ayam ras di Jabar mencapai 336 juta ekor, atau setara 294.000 ton daging. Adapun, penyediaan produksi ayam mencapai 791 juta ekor, atau setara 632.000 ton daging.

"Artinya, jelas ada surplus hampir dua kali lipat yakni 425 juta ekor, atau setara 338.000 ton daging," ungkapnya.

Dengan angka tersebut, bukan hanya di pasarkan di Jabar tapi di luar, mereka yang bermain diduga spekulan maupun pedagang. "Hal ini yang menyebabkan harga ayam di pasaran menjadi mahal."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper