Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan kebijakan pemberantasan illegal fishing di Tanah Air di forum Our Ocean Conference di Washington DC, Amerika Serikat.
Di hadapan peserta dari berbagai negara, Susi yang hadir sebagai panelis memaparkan pentingnya sinergi antarnegara dalam memberantas illegal fishing. Dia bercerita tentang upayanya menegakkan hukum, termasuk penenggelaman kapal.
“Tak lama setelah saya dilantik sebagai menteri, saya memberlakukan moratorium nasional terkait lisensi pencarian ikan untuk kapal-kapal yang dibuat di luar Indonesia," ungkap Susi dalam pidatonya pada forum tersebut, sebagaimana dimuat dalam keterangan resmi, Jumat (16/9/2016).
Susi juga menceritakan kebijakannya membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Satgas 115). Gugus tugas itu dibentuk untuk memerangi penangkapan ikan, berfungsi sebagai sistem penegakan satu atap, yang terdiri atas TNI Angkatan LauT, Kepolisian RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bakamla, dan Jaksa Agung, dalam satu kantor.
Susi pun mengungkapkan adanya pelanggaran operasional, mulai dari pemalsuan izin dokumen kapal hingga mempekerjakan tenaga asing secara ilegal. Kasus itu tidak hanya melanggar ketentuan pidana berkaitan dengan pencurian ikan, tetapi juga pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
Setelah dilakukan penelusuran lebih jauh, tutur Susi, ditemukan fakta bahwa pelaku kejahatan pencurian ikan ini dilakukan lintas batas negara. Pelakunya juga melibatkan organisasi yang terstruktur.
“Ini harus menjadi perhatian kita, bahwa aktivitas illegal fishing ini terkait dengan kejahatan transnasional yang terorganisir dan kejahatan lainnya di luar sektor perikanan," ujarnya.
Konferensi bertaraf internasional ini digelar 15-16 September di Kantor Departement of State AS. Turut hadir dalam satu diskusi panel itu, a.l. Menteri Kelautan Ghana Sherry Ayittey dan Laksmana Madya Timothy Gallaudet dari Angkatan Laut AS.
Konferensi itu dihadiri oleh lebih dari 30 menteri luar negeri dan menteri kelautan berbagai negara maritim, serta 350 pakar dan praktisi bidang kemaritiman. Pada hari kedua konferensi, 16 September waktu setempat, Susi akan memberikan pernyataan komitmen (pledge statement), salah satunya mengenai komitmen menjadi tuan rumah Our Ocean Conference 2018 dan kesediaan untuk menjadi bagian dari Safe Ocean Network.