Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian tengah mengembangkan kawasan industri halal seiring besarnya permintaan produk halal di masyarakat. Sebagai langkah awal, Kemenperin akan membentuk zona industri halal sebagai percontohan di Pulau Jawa karena memiliki banyak kawasan industri.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat mengatakan pengembangan zona kawasan industri tersebut juga akan mempertimbangkan produk-produk yang memiliki orientasi ekspor, terutama ke negara-negara Timur Tengah.
“Industri nasional berpeluang besar memperluas pasar dan meningkatkan ekspor ke Timur Tengah karena pasar tersebut selama ini dipenuhi produk halal buatan Tiongkok dan Thailand. Kami juga mengharapkan adanya peningkatan investasi dari pelaku industri dalam negeri dengan adanya kesempatan yang sangat bagus ini,” tuturnya seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (28/9/2016).
Berdasarkan perhitungan Kementerian Perindustrian, permintaan produk makanan halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,9% dalam enam tahun ke depan, yaitu dari US$1,1 trilliun pada 2013 menjadi US$1,6 triliun pada 2018.
“Industri halal pun tidak hanya mencakup produk makanan, namun produk dan jasa yang lebih luas termasuk Islamic tourism, halal cosmetics & personal care, Islamic finance, halal ingredients, dan halal pharmaceutical,” sebut Syarif.
Karenanya, Sekjen meyakini, kawasan industri halal di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena seiring jumlah penduduk muslim yang mencapai 85,2% atau sebanyak 200 jiwa dari total penduduk 235 juta jiwa penduduk yang memeluk agama Islam.
Saat ini, Indonesia menempati posisi negara konsumen terbesar dari produk makanan halal dunia, yaitu sebesar US$197 miliar dengan diikuti Turki mencapai US$100 miliar. Selanjutnya, Indonesia juga menduduki peringkat ke-10 dalam industri dan pasar halal dunia, sedangkan Malaysia peringkat pertama.
“Perkembangan industri halal di Malaysia jauh lebih maju dibanding kita karena Malaysia sedang mengembangkan industri halalnya secara masif,” ungkap Syarif.
Sebentar lagi industri dalam negeri akan menghadirkan pameran halal berskala internasional yang bertajuk Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference di Ciputra Artprenerur pada 6-8 Oktober 2016.
Ketua Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar mengatakan dalam pameran tersebut akan menghadirkan 10 sektor, yaitu makanan, pariwisata, fashion, kosmetik, pendidikan, finansial, farmasi, media, layanan kesehatan, dan seni budaya.
“Dengan acara ini diharapkan Indonesia juga akan menjadi salah satu negara yang tercatat jadi penyelenggara Halal Expo dan Conference. Pada 2017 dan 2018 semoga saja Indonesia sudah masuk agenda global untuk Oktober,” paparnya.