Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikalahkan Kecantikan Sales Promotion Girl, Industri Periklanan Terancam Kolaps

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan masa keemasan industri periklanan di DIY segera berakhir pada dua hingga tiga tahun mendatang.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, YOGYAKARTA -Industri periklanan diperkirakan sedang menuju masa suram.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan masa keemasan industri periklanan di DIY segera berakhir pada dua hingga tiga tahun mendatang.

"Zaman keemasan dunia periklanan atau advertising hampir berakhir. Saat ini sudah banyak yang berjatuhan sektor advertising, jadi sekitar 2-3 tahun ke depan berakhir," kata Wakil Ketua Umum Kadin DIY Bidang Kelembagaan, Pemberdayaan Kadin Kabupaten/Kota, Asosiasi, Himpunan, dan Kehumasan Mirwan Syamsuddin Syukur di Yogyakarta, Senin (10/10/2016).

Ia menjelaskan berakhirnya masa keemasan industri periklanan karena seluruh mitra kerja industri itu telah memangkas dan bahkan meniadakan biaya iklan.

Apalagi, katanya, dengan kemajuan teknologi saat ini, mitra kerja industri periklanan melihat potensi untuk memangkas anggaran periklanan semakin terbuka lebar.

"Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, industri periklanan akan mengalami masa kolaps. Bagi sebagian, mungkin masih bisa bertahan hidup. Tapi tidak bisa menjanjikan," kata dia.

Selain itu, katanya, penurunan pendapatan industri periklanan juga terjadi karena mitra kerja kini langsung menjual produknya kepada konsumen.

Akibatnya, penurunan pendapatan mencapai angka 70% dari seluruh industri periklanan di DIY.

Pada sisi yang lain, kata dia, mitra kerja mampu menghemat pengeluaran periklanannya hingga mencapai 30-40% dari anggaran semula saat masih menggunakan jasa industri periklanan.

"Mitra kerja langsung menjual produknya kepada konsumen, misalnya rokok yang langsung dijual melalui sales promotion girl (SPG). Karena melalui SPG, maka biayanya pun bisa dipangkas hingga mencapai 30-40% dari saat ketika menggunakan jasa industri periklanan," kata Mirwan.

Ia mengatakan akibat kebijakan baru yang dilakukan para mitra kerja, kini semakin banyak industri periklanan yang mengalami kebangkrutan.

"Banyak yang sudah gulung tikar dan kini yang lainnya segera menyusul. Karena itu, banyak juga teman-teman industri periklanan yang telah beralih ke industri lain guna menyelamatkan diri," kata Mirwan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper