Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pembayar Cukai Harus Diperluas

Pemerintah diminta menelusuri penyebab masih rendahnya penerimaan negara dari sektor pajak dan bea cukai.
Bea Cukai/Ilustrasi
Bea Cukai/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta menelusuri penyebab masih rendahnya penerimaan negara dari sektor pajak dan bea cukai.

Pasalnya, selama Januari-September tahun ini realisasi penerimaan cukai hanya 78%, turun dibanding realisasi pada periode sama tahun lalu yang sebesar 88,9%.

"Ini harus menjadi konsen, dan harus dicari penyebab utamanya," kata Anggota Komisi XI DPR M. Misbakhun dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (13/10/2016).

Dia menjelaskan, Komisi XI DPR kerap melakukan komunikasi dengan sejumlah pihak, di mana wacana untuk menambah barang kena cukai terus mengemuka.

Menurutnya, ada beberapa sektor yang bisa dijadikan barang kenai cukai, antara lain ban, plastik dan minuman berpemanis. Adapun saat ini, pemerintah hanya mengandalkan tiga sektor, yakni tembakau, etil alkohol, dan minuman mengandung etil alkohol.

"Ini penting, isunya satu tapi pemerintah dapatnya banyak, tinggal nanti ke depan manajemennya bagaimana sistem administrasi di bea cukai," imbuhnya.

Mengenai penerimaan pajak, menurut Misbakhun, perlu ada relaksasi, intensifikasi untuk pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan, sehingga di sisa waktu yang ada bisa dilakukan optimalisasi penerimaan pajak dari sisi penerimaan yang reguler.

"Pemerintah perlu melakukan ekstra usaha agar penerimaan pajak sebagaimana target bisa optimal," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Nancy Junita

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper