Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toshiba Corporation Menangi Tender PLTA di Sulsel

Toshiba Corporation mengumumkan pemenangan tender untuk penyediaan peralatan pembangkit listrik tenaga air proyek pembangkit listrik tenaga air Malea di Sulawesi Selatan.
ilustrasi PLTA
ilustrasi PLTA

Bisnis.com, TOKYO — Toshiba Corporation  mengumumkan pemenangan tender untuk penyediaan peralatan pembangkit listrik tenaga air proyek pembangkit listrik tenaga air Malea di Sulawesi Selatan. 

Takao Konishi, Wakil Presiden Divisi Thermal & Hydro Power Systems & Services di Toshiba Energy Systems & Solutions Company mengatakan pesanan tersebut diterima dari PT Malea Energy, anak perusahaan Kalla Group yang membangkitkan dan mendistribusikan energi listrik tenaga air di Indonesia.

"Permintaan akan tenaga listrik di Indonesia saat ini sangat tinggi dan Toshiba sangat senang untuk berkontribusi meningkatkan kapasitas tersebut . Di Indonesia sendiri, Toshiba telah mendirikan PT. Toshiba Asia Pacific Indonesia pada tahun 2014 untuk mengerahkan sumber daya dan keahlian Toshiba dalam membantu meningkatkan solusi infrastruktur di Indonesia,"ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Senin (17/10/2016).

Fitur dari peralatan tersebut adalah head dan kecepatan rotasi yang tinggi. Pengiriman akan dimulai pada 2018 dan pembangkit ini dijadwalkan beroperasi secara komersial pada 2020.

Toshiba Group telah memiliki rekam jejak  dalam menyediakan turbin dan generator pembangkit listrik tenaga air ke negara-negara ASEAN, termasuk Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand dan Vietnam dan telah membangun eksistensi yang kuat di Indonesia.

Untuk PLTA, Toshiba telah memasang sistem listrik tenaga air pertama di Indonesia pada 1973. Pasokan sampai saat ini telah mencapai 33 unit turbin dan generator pembangkit listrik tenaga air dengan total kapasitas 1.490MW.

Toshiba saat ini adalah sebuah perusahaan induk yang menaungi lebih dari 550 perusahaan, mempekerjakan 188.000 karyawan di seluruh  dunia, dan dengan penjualan tahunan yang mencapai lebih dari 5,6 triliun yen atau US$50 triliun per 31 Maret 2016.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper