Bisnis.com, JAKARTA – Prospek ekonomi yang masih cukup sehat yang diberangi dengan potensi bonus demografi memunculkan upaya beberapa pihak untuk merusak sumber daya manusia, terutama dengan narkoba.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan ada peningkatan kasus penyelundupan narkoba yang ditangani Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini. Pada 2014, ada 219 kasus dengan barang bukti 316,06 kilogram (kg).
Pada tahun lalu, dari jumlah kasusnya mengalami penurunan karena hanya mencapai 176 kasus, tapi dari sisi barang bukti mengalami peningkatan menjadi 599,75 kg. Tahun ini, hingga November, otoritas berhasil menangani 223 kasus dengan barang bukti 1.072,55 kg.
“Kenaikan luar biasa. Indonesia saat ini tengah diancam dari bahaya narkoba. Kelas [masyarakat berpenghasilan] menengah yang terus tumbuh dan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik menjadi prospek pasar dan destinasi penyelundupan narkoba,” katanya dalam konferensi pers di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Jumat (18/11).
Oleh karena itu, pihaknya bersama BNN, Kepolisian, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan terus memerangi penyelundupan barang terlarang ini. Kerugian negara bukan dari sisi uang, tapi kualitas sumber daya manusia yang menjadi penggerak ekonomi.
Terbaru, pada Selasa (15/11), sambung dia, petugas gabungan antara DJBC, BNN, dan TNI menggerebek sebuah gudang di kawasan pergudangan Kosambi, Dadap, Tangerang dan menemukan 100,62 kg sabu dan 300.250 butir happy five.
Penggerebekan ini bermula dari informasi BNN terkait adanya informasi narkotika yang kemungkinan disamarkan sebagai barang impor furniture. Importasi berasal dari Taiwan ke Indonesia dengan pelabuhan bongkar Tanjung Priok.
Penindakan yang turut mengamankan tersangka warga negara asing (WNA) Taiwan berinisial YJCH, 33, dan HCHL, 35, serta seorang WNI berinisial ZA, 31, menurut Sri, berpotensi menyelamatkan hingga 1 juta generasi muda.
Data sensus penduduk Indonesia pada 2010 menunjukkan setidaknya ada 62,3 juta anak muda berusia 16-30 tahun. Jumlah itu akan terus berkembang dan diproyeksikan meningkat hingga 70 juta jiwa pada 2035.
Heru Pambudi, Dirjen Bea dan Cukai mengatakan akan terus meningkatkan kualitas penindakan dan pemeriksaan terkait penyelundupan barang baik masuk maupun keluar Indonesia. Apalagi, untuk barang-barang terlarang cenderung mengalami peningkatan.
Penguatan manajemen risiko akan terus dilakukan. “Kita kan sudah mempunyai profiling tiap perusahaan untuk menerapkan manajemen risiko,” tegasnya.
Menkeu: Penyelundupan Narkoba Ditangani Bea Cukai Meningkat
Prospek ekonomi yang masih cukup sehat yang diberangi dengan potensi bonus demografi memunculkan upaya beberapa pihak untuk merusak sumber daya manusia, terutama dengan narkoba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Kurniawan A. Wicaksono
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Bank BJB (BJBR) Bicara Dividen dan Strategi Anorganik
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
57 menit yang lalu
RI Prioritaskan Ekspor Produk Halal ke 5 Negara, Mana Saja?
1 jam yang lalu