Bisnis.com, MATARAM - Proses pembangunan ekonomi di Nusa Tenggara Barat terus dilakukan. Peningkatan kualitas ekonomi diupayakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang perlu dilakukan adalah meningkatkan daya saing daerah NTB.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat Prijono mengatakan daya saing daerah NTB perlu diakselerasi agar mampu bersaing dengan daerah lain.
"Dalam mengoptimalkan potensi dan menggapai peluang tersebut, NTB masih dihadapkan pada sejumlah tantangan," ujar Prijono dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia NTB dengan tema Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliensi di Mataram, Selasa (20/12/2016).
Prijono memaparkan struktur ekonomi NT masih didominasi oleh konsumsi. Pada 2016, laju pertumbuhan konsumsi cenderung melambat. Namun, mendorong konsumsi tanpa diimbangi dengan produksi akan berpotensi meningkatkan impor yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Mendorong sektor produksi adalah upaya yang harus dilakukan untuk mengimbangi laju konsumsi. Salah satunya dengan mengundang investor di tengah upaya untuk meningkatkan penyerapan fiskal yang lebih optimal baik di pusat maupun di daerah.
Tantangan lain adalah untuk mendorong kapasitas produksi terutama produksi tanaman pangan yang dihadapkan pada situasi peran sektor pertanian terhadap PDRB yang tidak berubah. "Penghiliran sektor pertanian perlu ditingkatkan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi," ujar Prijono.
Untuk itu, dukungan infrastruktur produksi, penerapan teknologi pertanian dan peningkatan akses pembiayaan pada petani menjadi hal yang perlu diperkuat.
Selain infrastruktur pertanian, sarana dan prasarana untuk pengembangan pariwisata juga perlu diperhatikan. Kemudahan ijin investasi dinilai Prijono mampu mendukung akselerasi proyek-proyek strategis yang ada di Nusa Tenggara Barat.
Prijono juga menegaskan, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut perlu diiringi dengan langkah dalam menjaga stabilitas harga. Inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menggerus pendapatan masyarakat dan dapat memacu peningkatan kemiskinan.
Asisten II Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariyadi menyebut saat ini daya saing NTB berada pada posisi 19 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Posisi tersebut meningkat dari sebelumnya pada posisi 26.