Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Produksi Minimum agar Indonesia Bisa Ekspor Beras

Indonesia hanya bisa ekspor beras jika produksi tembus 33 juta ton; saat ini fokus jaga stok dan irigasi.
Pekerja memasukkan gabah yang sudah dikeringkan kedalam karung sebelum digiling. Indonesia hanya bisa ekspor beras jika produksi tembus 33 juta ton; saat ini fokus jaga stok dan irigasi. Bisnis/Rachman
Pekerja memasukkan gabah yang sudah dikeringkan kedalam karung sebelum digiling. Indonesia hanya bisa ekspor beras jika produksi tembus 33 juta ton; saat ini fokus jaga stok dan irigasi. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap syarat Indonesia untuk bisa melakukan ekspor beras. Saat ini, stok cadangan beras pemerintah (CBP) telah mencapai 3,7 juta ton.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, Indonesia perlu berpikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk mengekspor beras. Stok beras dalam negeri dapat dikatakan aman jika produksi lebih dari 33 juta ton.

“Karena kalau produksi beras kita bisa lebih 33 juta ton, itu baru bisa dibilang secured,” kata Arief dalam keterangannya, Sabtu (17/5/2025).

Arief mengatakan, saat ini Indonesia masih memerlukan waktu untuk memperkuat saluran irigasi teknis, rice milling plant, hingga pengering.

Di saat yang sama, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kementerian/lembaga terkait untuk memperbanyak alat dan mesin pertanian (alsintan), mulai dari persiapan lahan, pascapanen, hingga penyimpanan.

“Jadi selama produksi beras kita belum di atas 31-33 juta ton, kita masih perlu stok cadangan pangan pemerintah,” ujarnya.

Dia menuturkan, negara perlu menjaga stok beras dalam negeri lantaran dalam 2-3 bulan ke depan, harganya akan bergerak naik seiring dengan produksi yang mulai menurun lantaran berakhirnya masa panen.

“Ini challenge. Seiring berjalannya waktu saluran irigasi diperbaiki, maka grafik produksi beras bisa akan lebih datar, tidak mencuram yang signifikan di akhir tahun,” tuturnya.

Dalam Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Maret 2025, puncak panen raya telah terjadi di April 2025 dengan torehan beras hingga 5,3 juta ton. Selanjutnya produksi beras bulanan di Mei dan Juni masing-masing sebesar 2,63 juta ton dan 2,22 juta ton.

Kemudian, merujuk Proyeksi Neraca Beras per 4 Mei 2025, produksi beras mulai Juli-Desember 2025 diproyeksi secara urutan bulan antara lain dapat menyentuh angka 2,69 juta ton; 2,74 juta ton; 2,73 juta ton; 2,38 juta ton; 1,75 juta ton; dan 1,23 juta ton. 

Dengan demikian, total produksi beras dalam negeri di tahun ini diproyeksi dapat mencapai 32,29 juta ton.

Arief mengatakan, pada periode November-Desember dan Januari-Februari produksi beras secara historis berada di bawah konsumsi bulanan.

“Sehingga memang paling benar adalah seperti yang kita lakukan 2 tahun terakhir ini. Kita menyiapkan CPP, kita simpan di Bulog yang bisa kita gunakan untuk intervensi saat harga dan pasokan mengalami fluktuasi,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper