Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian tengah mengkaji pengembangan bisnis kompresor di dalam negeri guna meningkatkan tingkat komponen dalam negeri karena masih tingginya ketergantungan impor.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian Achmad Rodjih mengatakan dengan suksesnya peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) ponsel, instansinya bakal menyusun strategi untuk menumbuhkan industri komponen elektronika di Indonesia agar TKDN bisa meningkat menjadi 40%.
“Untuk home appliance memang perkembangan teknologinya tidak secepat ponsel. Rencananya kami akan buat komponen yang bisa dibuat di dalam negeri dengan skala ekonomi, misalnya motor listrik di AC dan listrik,” ujarnya di kantor Kementerian Perindustrian, Kamis (22/12).
Dia mengakui, saat ini kelemahan industri elektronika di Indonesia masih karena tingginya kebutuhan impor komponen elektronika.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, impor produk elektronika menjadi ketiga teratas setelah baja dan kimia dasar dengan total nilai impor US$13,8 miliar pada 2015.
Kendalanya, pengembangan model manajemen industri elektronika yang terpusat di Jepang terkadang masih mengutamakan bahan baku dari Jepang sehingga TKDN masih rendah.
“Ke depannya, pendalaman struktur industri elektronika akan diperkuat,” ujarnya.
Cara penghitungan TKDN bukan lagi berdasarkan biaya, melainkan pembobotan, maka nantinya komponen motor listrik atau kompresor akan dikenakan bobot yang besar. Selain itu, faktor sumber daya manusia turut menjadi perhatian.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai total investasi industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronika dari penanaman modal dalam negeri dan asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp44,7 triliun pada Januari – September 2016.