Bisnis.com, BANDUNG - Rencana Pemerintah Pusat meresmikan tiga jalan tol Trans-Jawa pada tahun ini diprediksi tidak akan mengurangi beban lalu lintas Jawa Barat.
Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan rencana peresmian Tol Trans Jawa seperti Semarang-Solo seksi III (Bawen-Salatiga) sepanjang 17,6 kilometer pada tahun ini tidak akan serta merta berdampak pada Jabar. "Pergerakan kendaraan di Jabar akan tetap tinggi," katanya kepada Bisnis, Selasa (10/1/2017).
Menurutnya, terus tersambungnya tol dari Brebes hingga ke Salatiga juga tidak akan mengurangi banyaknya kendaraan yang melintas di wilayah Pantura Jabar, terutama saat menjelang Idulfitri.
"Pantura itu akan tetap tinggi, begini, Jabar itu kan lintasan utama, kendaraan terbagi ke utara, tengah, dan selatan, jadi bebannya masih ada," paparnya.
Tol Trans-Jawa dinilai Dedi hanya akan memudahkan pergerakan kendaraan menuju timur atau sebaliknya. Namun dalam kondisi mudik atau libur panjang, beban masih bertumpuk di Tol Cikampek atau Cileunyi-Padalarang.
Selain itu, terbaginya Jabar dalam tiga metropolitan [Bandung Raya, Bodebekarpur, dan Cirebon] membuat pertumbuhan kendaraan akan makin tinggi. "Jadi pengaruh [Tol Trans-Jawa] ke pergerakan Jabar tidak ada," ujarnya.
Dedi menilai pergerakan kendaraan di Utara khususnya bisa berkurang jika tol laut dari Tanjung Perak, Surabaya hingga Cirebon mulai diaktifikan. Menurutnya dengan skema ini maka angkutan berat akan terbebas dari jalan utama. "Barang itu lewat laut, jadi transfer ke jalur daratnya tidak terlalu panjang," tuturnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan keberadaan Tol Trans-Jawa bagi Jabar penting jika menilik kapasitas jalan Jabar sebagai lintasan utama yang terbatas.
"Jabar ini selain rekayasa lalu lintas harus ada jalan-jalan [tol] baru. Kami mendorong semua pihak untuk menyelesaikan Trans-Jawa. Kalau selesai kami enak juga mudik," katanya.
Menurutnya dalam dua tahun terakhir, kehadiran tol Cipali yang langsung menuju ke daerah Jawa Tengah memang menjadi satu solusi untuk menghindari kepadatan kendaraan di beberapa daerah kota/kabupaten di Jawa Barat.
"Jateng memiliki kondisi yang sama dengan kita dilintasi pemudik yang ingin ke Jawa Timur, karena kemacetan juga kemarin terjadi di sana jadi bukan di Jabar saja," paparnya.
Saat ini pemerintah tinggal meneruskan pembangunan tol dari Jabar hingga ke Jatim agar kemacetan kendaraan seperti mudik kemarin tidak terjadi lagi.
Dia menilai Trans-Jawa menjadi solusi terbaik untuk meminimalisir kemacetan yang terjadi selama ini. "Trans-Jawa salah satu solusi dari pemerintah yang signifikan untuk menghindari kemacetan dijalur lama," tuturnya.
Dia mengaku dengan tersambungnya Trans-Jawa masih ada beban kendaraan ke wilayah Jabar Selatan dan Tengah. Ini akibat dari masih sering terjadinya penumpukan kendaraan di Tol Cikampek.