Bisnis.com, TOKYO - Saham Toshiba Corp.tercatat turun 17% setelah perusahaan membukukan kerugian hingga 500 miliar yen atau sekitar US$4,4 miliar akibat penurunan nilai aset bisnis peralatan nuklirnya.
Perusahaan telah meminta pinjaman kepada Development Bank of Japan Inc. dan dari pihak lainnya. Kantor Berita Kyodo melaporkan kerugian tersebut bahkan mencapai 700 miliar yen.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (19/1/2017), Toshiba telah kehilangan nilai aset bisnis peralatan nuklirnya hingga miliaran yen menjadi sekitar 30% dari nilai asetnya pada pertengahan Desember 2016.
Hal itu diperparah dengan skandal manipulasi laporan laba pada 2015 yang berujung pada pengurangan tenaga kerja dan penjualan beberapa unit bisnis. Dengan begitu, Toshiba akan mengandalkan bisnis flash-memory untuk meraih keuntungan.
“Ada hal lain yang lebih besar ketimbang krisis yang dialami oleh Toshiba pada pekan lalu. Sepertinya Toshiba sedang mencari-cari solusi yang bakal diumukan kepada pemegang saham pada laporan keuangan berikutnya,” kata Damian Thong, analis Macquarie Group Ltd.
Perusahaan tengah mempertimbangkan rencana untuk menjual asetnya agar meningkatkan pendanaan hingga 300 miliar yen.
Flash memory yang digunakan dalam smartphone dan drive penyimpan dalam personal computer menjadi bisnis andalan Toshiba setelah kasus ini. Selain itu produksi TV, sistem rel kereta dan elevator turut menjadi titik terang bisnis Toshiba.
Memory chips tercatat telah membukukan laba mencapai 50,1 miliar yen pada semester I/2016 dengan menjalin kerja sama dengan Western Digital Corp.