Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Airlangga Minta Posco Segera Lanjutkan Investasi

Kementerian Perindustrian mendorong Posco segera merealisasikan rencana investasi pembangunan pabrik baja canai dingin di Indonesia.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mendorong Posco segera merealisasikan rencana investasi pembangunan pabrik baja canai dingin di Indonesia.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, meminta Posco mempercepat realisasi rencana pengembangan industri baja 10 juta ton di Cilegon bersama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Dia memaparkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ingin Posco dan Krakatau Steel memulai diskusi merencanakan pembangunan pabrik baja canai dingin (CRC) dari sekarang, tanpa harus menunggu pabrik baja lembaran panas (HSM) Krakatau Steel rampung.

Pengembangan industri baja, lanjutnya, harus bergulir secepatnya untuk mengurangi ketergantungan industri Indonesia atas pasokan impor.

“Pak Menteri bilang enggak usah menunggu pabrik baja lembaran panas selesai. Dibicarakan saja dari sekarang,” kata Putu, usai mendampingi Menperin menerima perwakilan Posco, Jumat (3/2/2017).

Pengembangan pabrik CRC adalah bagian dari rencana pengembangan klaster industri baja 10 juta ton di Cilegon.

Pengembangan klaster baja di Cilegon adalah kelanjutan dari kerja sama patungan Krakatau Steel dan Posco menginvestasikan US$3 miliar untuk mendirikan pabrik peleburan baja PT Krakatau Posco berkapasitas 3 juta ton.

Ambisi tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman antara POSCO dan Krakatau Steel yang dilaporkan Posco ke Presiden Jokowi di sela kunjungan Presiden ke Korea Selatan.

“Jadi setelah blast furnace masuk ke HSM. HSM ini dibangun oleh Krakatau Steel tapi dengan asistensi teknis dari Posco. Setelah itu ke CRC. Nanti mereka akan sama-sama membangun CRC, tetapi sampai saat ini pembicaraannya belum dimulai,” papar Putu.

Pabrik HSM Krakatau Steel saat ini masih berada dalam tahap konstruksi. Fasilitas produksi senilai US$460 juta dan berkapasitas 1,5 juta ton tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada awal 2019.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper