Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRUMP PROTEKSI DAGANG: China & New Zealand Bahas Perdagangan Bebas

Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully bertemu di kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, Jumat (10/2/2017), sehari setelah Wang bertemu dengan perdana menteri New Zealand Bill English.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi./.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi./.

Bisnis.com, JAKARTA – Selandia Baru dan China akan segera mengadakan serangkaian pertemuan tingkat tinggi untuk mengembangkan perdagangan bebas di tengah kekhawatiran terhadap proteksionisme perdagangan AS.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully bertemu di kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, Jumat (10/2/2017), sehari setelah Wang bertemu dengan Perdana Menteri New Zealand Bill English.

"Kami sedang merencanakan agenda untuk berbagai pertemuan tingkat tinggi," kata McCully kepada Reuters dalam wawancara telepon, Jumat (10/2/2017).

Ia mengatakan pertemuan tersebut akan memberikan kesempatan bagi para investor untuk berinvestasi di Selandia Baru.

"Di daerah lain di dunia khususnya mulai bertanya mengenai manfaat dari globalisasi dan perdagangan bebas," kata McCully.

"Kami adalah negara-negara yang telah memimpin proses [perdagangan bebas] dan harus menunjukkan manfaat dari rencana ini," tambahnya.

Kedua menteri ini membahas peningkatan perjanjian perdagangan bebas bilateral, kemungkinan keterlibatan China dalam negosiasi Trans-Pacific Partnership (TPP), serta peran Selandia Baru dalam gagasan One Belt, One Road China.

Fokus internasional saat ini berpusat pada peran China sebagai poros kekuatan dalam urusan global di tengah gejolak yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.

McCully mengatakan Selandia Baru berharap bahwa China dapat bergabung dalam TPP dan mereka setuju hal ini harus dibahas lebih lanjut.

Sebelumnya, Selandia Baru dan Australia berharap agar dapat menyelamatkan TPP dengan cara mendorong China dan negara-negara Asia lainnya untuk bergabung dengan pakta perdagangan tersebut setelah AS keluar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper