Bisnis.com, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero) menggandeng PT Berdikari (Persero) untuk mengembangkan industri peternakan nasional dari hulu hingga hilir. Saat ini, tim kajian yang terdiri dari RNI dan Berdikari tengah menyiapkan rencana kerja konkret, mulai dari investasi, pengembangan kapasitas, hingga studi pasar, yang ditargetkan selesai pada 1 Maret besok.
"Tim kajian sudah harus bekerja mulai besok. Pada 1 Maret sudah harus masuk ke saya untuk rencana kerja konkret," tutur Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo, ketika dihubungi pada Selasa (21/2).
RNI dan Berdikari menyiapkan skema pengembangan peternakan dari hulu hingga hilir, mulai dari pengembangan industri sapi hingga industri ayam potong. Dalam industri sapi misalnya, pengembangan diarahkan pada industri sapi terintegrasi melalui pelaksanaan impor sapi, pengelolaan penggemukan sapi dengan memanfaatkan kandang sapi milik RNI di Jatitujuh, Majalengka, serta komersialisasi hasil peternakan, hingga pengembangan indukan di areal PT Berdikari di Sidrap, Sulawesi Selatan.
Sinergi juga diarahkan pada pengembangan industri ayam potong yang kini hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak swasta. Skema yang dijalankan yakni dengan membangun peternakan, mulai dari pembibitan sampai dengan final stock dan pembangunan pabrik pakan untuk pemenuhan pakan secara swadaya. Untuk merealisasikannya, RNI menyiapkan lahan strategis seluas 24 hektare milik PT PG Rajawali II di Cirebon, Jawa Barat.
Untuk memangkas harga daging di tingkat konsumen, komersialisasi hasil ternak dilakukan secara mandiri, yakni dengan mensinergikan peternakan ayam dan Rumah Potong Hewan (RPH). Dalam pemasaran, akan dioptimalkan dengan aset cool storage yang dimiliki RNI. Sistem pemasaran melalui market place pasarprodukbumn.com yang dikelola PT Rajawali Nusindo, anak perusahaan RNI yang bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan.
Pada 2012, RNI pernah mengembangkan program pembibitan dan penggemukan sapi. Kini, RNI mulai merambah pada pengembangan industri ayam potong. Melalui kerja sama ini, lanjut Didik, RNI ingin mengoptimalkan aset yang ada. Lahan seluas 24 hektare milik PT PG Rajawali II di Cirebon, Jawa Barat, dinilai tepat untuk pengembangan industri unggas terintegrasi. Pengembangan usaha ini sekaligus untuk memastikan ketersediaan sumber protein hewani yang mampu dijangkau masyarakat luas.
"Kami punya areal, mereka [Berdikari] punya konsep bisnis unggas terintegrasi. Maka, kami kerjasamakan, apalagi melihat potensi industri unggas yang bagus," imbuhnya.
Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo optimis sinergi ini dapat mengembangkan industri peternakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional. "Dengan kompetensi PT RNI dan pengalaman serta sumber daya PT RNI, kami optimis sinergi ini dapat berjalan sesuai rencana," imbuhnya melalui siaran pers.