Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reforma Agraria Bisa Jadi Modal Ekonomi Produktif

Presiden Joko Widodo meminta program Reforma Agraria bisa menjadi modal ekonomi dan dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melakukan aktivitas jalan pagi di Royal Botanic Garden, Sydney, Minggu (26/2/2017)./Setpres
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melakukan aktivitas jalan pagi di Royal Botanic Garden, Sydney, Minggu (26/2/2017)./Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta program Reforma Agraria bisa menjadi modal ekonomi dan dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Berdasarkan laporan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kepala Negara menyerahkan sertifikat kepada sejumlah masyarakat di berbagai daerah di Tanah Air.

Dalam kunjungan kerjanya ke Alun-Alun Kabupaten Boyolali, Presiden membagikan 10.055 sertifikat kepada masyarakat yang berasal dari kota/kabupaten yang ada di Jawa Tengah.

”Tanah yang diberikan harus menjadi modal ekonomi yang produktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Jokowi dalam siaran pers, Sabtu (22/4/2017).

Dia menyatakan bahwa jumlah sertifikat yang dibagikan pemerintah akan terus meningkat di tahap selanjutnya. Setelah ini, misalnya dibagikan 15.000 sertifikat, tahap berikutnya 30.000 sertifikat.

Tak hanya Boyolali, tekad pemerintah tersebut juga akan dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia. Terlebih, saat ini di Indonesia terdapat 126 juta bidang, tetapi baru 46 juta bidang yang disertifikatkan.

Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah sertifikat tanah yang akan dibagikan, mulai dari 2017 sebanyak lima juta sertifikat, 2018 meningkat menjadi tujuh juta sertifikat dan 2019 sebanyak 9 juta sertifikat.

Oleh karena itu, lanjutnya,mereka yang diutamakan menerima program ini adalah buruh pertanian, petambak, pekebun dan peternak yang tidak memiliki lahan.

“Buruh pertanian, petambak, pekebun dan peternak yang lahannya terbatas yang lahannya sempit. Buruh berpenghasilan rendah, penduduk pada area rawan bencana dan pengangguran,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper