Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyebut impor liquefied petroleum gas (LPG) hanya bertahan lima tahun.
Menurutnya, konsumsi LPG terus naik tiap tahunnya. Sementara, kemampuan dalam negeri menyediakan pasokan LPG begitu rendah. Oleh karena itu, perlu tindakan untuk menekan konsumsi LPG.
Dari data Pertamina, impor LPG tahun ini, diperkirakan berada di level 4,9 juta ton atau naik 12% dari realisasi 2016 yakni 4,4 juta barel.
Naiknya impor tahun ini dikarenakan naiknya konsumsi dari program konversi minyak tanah dan rendahnya kemampuan domestik menyuplai LPG.
Rincinya, pasokan dalam negeri diperoleh dari hulu sebesar 30.000 ton, kilang swasta 550.000 ton, dari KKKS 620.000 ton sehingga totalnya 1,2 juta ton. Di sisi lain, target konsumsi LPG tahun ini sebesar 7,28 juta ton
"Impor LPG ini kalau 5 tahun lagi masih bisa," ujarnya saat memberi sambutan dalam acara Forum Gas Nasional 2017 di Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Untuk menekan konsumsi LPG, dia menuturkan akan membangun jaringan pipa gas. Dia menargetkan agar setiap tahunnya bisa dibangun 1 juta sambungan rumah. Sementara, hingga saat ini sudah terbangun sekitar 185.991 Sambungan Rumah (SR) di 14 Provinsi meliputi 26 kabupaten/kota.
"Saya inginnya 1 juta sambungan rumah jargasnya sehingga demand LPG bisa turun. Sekarang itu impornya 4,5 juta ton, banyak sekali," katanya.