Bisnis.com, JAKARTA- Sleman terus bergerak melaju menyongsong peningkatan wisatawan, salah satunya dengan menyiapkan homestay di desa wisata.
"Dari 31 desa wisata di Sleman, sepuluh desa sudah menyediakan fasilitas homestay," kata Bupati Sleman Sri Purnomo, mengutip keterangan resminya, Senin (8/5/2017).
Dia berkeyakinan keberadaan homestay dan desa wisata mampu meningkatkan daya saing Provinsi Yogyakarta, khususnya Sleman. Adapun, sekitar 300 unit homestay sudah siap menerima tamu dengan harga di kisaran Rp 80.000-110.000 per malam dengan fasilitas makan 3 kali.
Kebijakan pengembangan homestay ini, lanjut Sri, sejalan dengan moratorium pembangunan hotel yang telah dilakukan beberapa tahun lalu. Pengembangan Kabupaten Sleman saat ini diarahkan sebagai pusat pendidikan, pusat kebudayaan, penghasil pangan, daerah tujuan wisata, pengembangan industri kecil, agro industri dan industri jasa.
Dengan potensi daya tarik alam dan lahan subur, Sleman juga mengembangkan desa wisata di bidang pertanian. Salah satu prinsip pengembangan wisata di Sleman adalah mengedepankan partisipasi masyarakat dan kearifan lokal.
Sementara itu, kriteria desa wisata yang dikembangkan harus memiliki atraksi wisata mencakup alam budaya, daya dukung desa seperti keaslian, keunikan dan keindahan.
"Menginap di homestay, para tamu bisa menikmati kehangatan keluarga khas Sleman. Bisa ikut membajak sawah, melihat panen padi. Karena anak-anak orang kota meski makan nasi banyak yang tidak tahu bentuk tanaman padi," ujarnya.