Bisnis.com, JAKARTA--Setelah mengumumkan rencana pembukaan kantor baru di Jakarta, Amadeus juga berkeinginan untuk kembali membuka cabang lainnya di Surabaya dan Medan.
Amadeus, penyedia solusi teknologi untuk industri pariwisata global, cukup optimistis dalam memandang prospek bisnisnya di Indonesia.
"Kantor utama kami masih di Jakarta, tetapi kami akan tetap membuka cabang di kedua kota itu untung menjangkau konsumen di wilayah-wilayah itu," kata President Amadeus Asia Pasific Albert Pozo di Jakarta.
Indonesia dinilainya merupakan lokasi yang tepat untuk mendongkrak bisnis Amadeus dilihat dari jumlah populasinya. Tak hanya itu, jumlah kelas menengah juga diakuinya menjadi faktor pemicu di balik peningkatan minat untuk berwisata, baik domestik maupun mancanegara.
Dengan bantuan infrastruktur teknologi yang dimiliki oleh Amadeus Group, Albert menyebutkan korporasinya berusaha memanfaatkan momen peningkatan penetrasi internet dan populasi usia produktif di Indonesia.
Sejak 2014, perusahaan yang pertama kali didirikan di Eropa ini telah berinvestasi setidaknya 4,8 miliar euro di segmen research and development (R&D). "Perusahaan BUMN sekelas PT Garuda Indonesia pun sudah menggunakan sistem Amadeus sebagai sistem internalnya," tuturnya.
Laporan Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan industri perjalanan di Asia Pasifik sepanjang 2013-2023 mencapai 17,9%. Sebaliknya, di periode yang sama, pertumbuhan industri perjalanan di Eropa hanya 4,9% dan Amerika 6,2%.
"Perlahan, fokus pasar Amadeus di Eropa akan segera bergeser ke Asia Pasifik. Salah satu negara yang menunjukkan prospek kuat di sektor ini adalah Indonesia sehingga kami akan berinvestasi massif di negara ini," ujar Laurens Leurink, Senior Vice President Travel Channels, Amadeus IT Group.
Pada tahun lalu, perusahaan ini telah memproses lebih dari 595,3 juta pemesanan tiket dari lebih dari 700 maskapai penerbangan di seluruh dunia.