Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan US$160 juta untuk kegiatan pengeboran 14 sumur di Blok Mahakam di Kalimantan Timur selama masa transisi.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan perseroan telah memutuskan agar pengeboran dimulai pada Juni meskipun pengeboran yang berasal dari investasi Total E&P Indonesie sebagai operator eksisting telah diselesaikan pada Maret 2017.
Dia menilai saat ini telah dimulai persiapan lahan guna kegiatan pengeboran yang akan dieksekusi Total. Dia berharap dengan upaya tersebut produksi di Blok Mahakam masih bisa bertahan di sekitar 1.400 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMsfd).
"Kita drilling akhirnya 14 sumur, Juni mulai," ujarnya di sela-sela Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-41 di Jakarta pada Rabu (17/5/2017).
Dari data SKK Migas, pada 2017, Total akan melakukan pengeboran 25 sumur, 158 kerja ulang (work over) dan perawatan atas 6.820 sumur. Sementara, pada 2016, pengeboran dilakukan untuk 41 sumur, work over 147 sumur dan perawatan atas 7.339 sumur.
Volume produksi tahunan wilayah kerja Mahakam saat ini 1.635 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas serta minyak bumi 63.000 barel per hari (bph).
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan pihaknya telah menerima surat dari Total terkait penawaran saham partisipasi (participating interest/PI) 39% bagi kontraktor eksisting.
Hal itu kelanjutan dari pertemuan pada Kamis (6/4/2017). Pertamina dan Total menggelar pertemuan di Kantor Kementerian ESDM. Mewakili Pertamina, hadir Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Malik, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam dan Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Ida Yusmiati.
Sementara, CEO Total Patrick Pouyanne datang setelah menghadiri GasTech di Jepang bersama President Total Exploration & Production Arnaud Breuillac, Senior Vice President Total Exploration & Production Asia Pacific Javier Rielo, dan President & General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto.