Bisnis.com, JAKARTA – PT Cikarang Inland Port, pengelola Cikarang Dry Port, optimistis kinerja ekspor dan impor Indonesia pada tahun ini tetap bertumbuh dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu kendati kelesuan ekonomi global masih melanda di kawasan Asean.
Direktur Cikarang Inland Port Benny Woenardi mengatakan, optimisme pertumbuhan perdagangan pada 2017 tak terlepas dari prediksi naiknya kinerja ekspor impor menjelang Ramadan dan Lebaran.
Secara periodik, momentum hari besar keagamaan itu biasanya mendorong naiknya kebutuhan konsumen. Dengan demikian, naiknya aktivitas perdagangan secara otomatis akan ikut mendorong terdongkraknya kegiatan logistik di dalam negeri.
“Impor juga akan naik mengingat struktur perdagangan kita sejauh ini masih didominasi impor daripada ekspor. Namun, kami berharap kinerja ekspor pun menjadi lebih baik dan tak lagi bertumpu pada ekspor bahan mentah tetapi lebih banyak dari produksi manufaktur,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (18/5/2016).
Untuk merespons naiknya permintaan, tuturnya, Cikarang Dry Port (CDP) telah melakukan berbagai kesiapan untuk mendukung kelancaran logistik seperti kereta peti kemas, pengembangan konsep smart port, dan pusat logistik berikat (PLB) untuk komoditas kapas di CDP.
Kereta angkutan peti kemas dari CDP, ucapnya, terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Priok yang telah beroperasi sejak April 2016. “Mengantisipasi lonjakan di musim Lebaran ini, frekuensi kereta dapat ditingkatkan tanpa mengganggu arus mudik di jalan raya dan jalan tol,” tuturnya.
Konektivitas kereta angkutan peti kemas antara CDP dan Pelabuhan Tanjung Priok, tuturnya, sangat membantu pada masa pembatasan truk yang biasanya berlaku H-7 hingga H+7. Pada 2016, distribusi truk melalui jalan nasional dibatasi pada H-5 sebelum Lebaran dan H+3 sesudah Lebaran seperti yang terjadi pada 2016 berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Perhubungan No. 22/2016.
Untuk distribusi domestik, lanjut Benny, kereta angkutan CDP juga telah melayani rute dari Cikarang ke Surabaya.
Adapun konsep smart port diakselerasi untuk keluar masuk barang. Dia mengatakan CDP menerapkan sistem gerbang otomatis (auto gate system), e-DO, e-Billing and e-Payment dalam satu atap yang terhubung dengan sistem pelayanan kepelabuhanan, Bea Cukai dan karantina serta bank. “Ini langkah awal menuju sistem yang paperless,” ucapnya.
Selain itu, dia mengatakan CDP telah mencatatkan pertumbuhan volume 20% pada kuartal I/2017 (year-on-year). Dia optimistis kinerja CDP pada tahun ini akan mencapai target menyusul mulai banyaknya pelanggan baru yang memanfaatkan pelabuhan berkonsep daratan (inland port) ini.
Dia mengklaim, seiring dengan pertumbuhan volume perdagangan, jumlah pelanggan CDP juga terus meningkat menjadi sekitar 500 perusahaan hingga akhir kuartal /2017 dibandingkan dengan kala pertama beroperasi pada 2012 yang hanya 3 pelanggan. “Pertumbuhan eksponensial terjadi terutama pada 2014 hingga saat ini,” ujarnya.
Benny menjelaskan kenaikan pelanggan itu terjadi karena Cikarang Dry Port mengutamakan berbagai kemudahan, fasilitas yang mencukupi, dan diperkuat dengan multimoda distribusi sehingga menimbulkan efisiensi biaya dan waktu.
“Dalam kajian World Bank serta Bappenas, impor melalui Cikarang Dry port menghemat biaya sekitar 22%--30% dan menghemat waktu 55%,” tuturnya.
