Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I membuka peluang kerja sama dengan perusahaan swasta baik dari dalam negeri maupun asing guna mengembangkan Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Bandara Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat.
Danang Baskoro, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I, mengatakan perseroan tengah mencari mitra strategis untuk pengelolaan beberapa bandara yang dikelola AP I.
“Proses [mencari mitra strategis] masih terus dilakukan AP I. Saat ini, kami masih membuat kriteria mitra strategis yang kami inginkan. Setelah itu, baru akan dilakukan tender,” katanya di Jakarta pada Minggu (9/7/2017).
Dalam mencari mitra strategis yang sesuai dengan kriteria AP I, lanjut Danang, perseroan melakukan berbagai persiapan di antaranya menggandeng sejumlah konsultan pasar modal baik dari dalam negeri maupun asing.
Menurutnya, peran konsultan sangat penting dalam mencari mitra strategis. Selain membantu dalam menyusun kriteria mitra kerja yang diharapkan, peran konsultan juga dapat membantu mencari rekam jejak dari para calon mitra strategis itu.
“Pendamping [konsultan] dari luar juga diperlukan, karena tidak sedikit calon mitra strategis dari luar negeri yang tertarik. Kami berharap dengan mitra strategis tersebut, bisa menyaingi Bandara Changi Singapura,” tuturnya.
Danang optimistis penyusunan kriteria mitra strategis, termasuk menggandeng konsultan akan rampung dalam waktu dekat ini. Setelah itu, AP I akan mulai menjajaki peluang-peluang kerja sama dengan para calon mitra strategis.
Untuk saat ini, AP I menawarkan Bandara Sepinggan Balikpapan dan Bandara Lombok Praya. Dia berharap mitra strategis tersebut dapat memberikan ilmu (transfer knowledge) yang bermanfaat bagi pengembangan AP I ke depannya.
Senada, Sekretaris Perusahaan PT AP I Israwadi menuturkan dibukanya peluang kemitraan itu juga menjadi salah satu opsi perseroan dalam mencari pendanaan untuk pembangunan Bandara Kulon Progo.
“Tidak mungkin kalau semua dari pinjaman saja, beban bunga harus dihitung, belum lagi beban penyusutannya. Seperti kata pak presiden, kalau pakai cara-cara lama, tak mungkin bisa cepat,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Israwadi, nilai pekerjaan fisik Bandara Kulon Progo telah mencapai sekitar Rp10 triliun, naik dua kali lipat dari proyeksi sebelumnya Rp5 triliun. Jumlah itu juga belum termasuk dengan biaya pembebasan lahan sekitar Rp4,1 triliun.
Oleh karena itu, dia berharap kekurangan dari kebutuhan dana tersebut bisa ditanggung oleh calon mitra kerja. Menurutnya, adanya mitra kerja akan sangat membantu perseroan dalam mengembangkan bandara.
“Total budget AP I untuk Kulon Progo itu sekitar Rp10 triliun. Namun kelihatannya naik lagi, jadi sekitar Rp15 triliun. Makanya perlu bermitra, apalagi pada saat bersamaan AP I juga tengah mengembangkan delapan bandara lainnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, AP I memerlukan anggaran Rp54 triliun untuk mempercepat proyek pembangunan dan pengembangan sembilan bandara di Indonesia tengah dan timur hingga 2018-2019.
Kesembilan bandara itu, yakni Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya,
Kemudian, Bandara Kulon Progo Yogyakarta, Adi Sumarmo Solo, Sam Ratulangi Manado, dan Lombok. Adapun, pendanaan kesembilan bandara tersebut akan didukung dari internal perseroan, pinjaman bank, obligasi, dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agoes Soebagio menuturkan pemerintah mendukung upaya kemitraan yang dilakukan AP I dalam mempercepat pengembangan bandara.
“Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) juga sudah beberapa kali mendorong pihak swasta untuk ikut berkontribusi melakukan percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya di bidang transportasi, sehingga dapat mengurangi beban pemerintah,” kata Agoes.
Dia berharap AP I juga dapat berkoordinasi dengan Kemenhub terkait rencana kemitraan tersebut. Hal tersebut bertujuan agar pola kemitraan yang akan dilakukan AP I dapat berjalan lancar, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.