Bisnis.com, NANNING, CHINA--Indonesia terus membuka diri terhadap investasi asing dari China, terutama dengan adanya proyek One Belt One Road.
Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ratu Silvy Gayatri mengatakan Indonesia tetap menawarkan tiga daerah yang sudah ditetapkan sebagai wilayah potensial untuk dijadikan tujuan masuknya investor yaitu Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. Kebutuhan pembangunan infrastruktur di ketiga daerah itu dinilai berkaitan dengan kebijakan jalur sutera maritim yang digadang-gadang oleh China.
"Indonesia dianggap penting oleh China karena berada di jalur maritime silk road dan itu kebetulan nyambung dengan kepentingan nasional kita dan kepentingan nasional ASEAN dalam hal konektivitas. Konektivitas itu kan penting, multiplier effect-nya sangat besar terutama kepada pembangunan ekonomi. Ini adalah kesempatan," tutur dia usai berbicara dalam Brunei, Malaysia, Indonesia, Philippine-East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) Trade and Investment Seminar, Kamis (14/9).
Realisasi investasi China di Tanah Air disebut terus meningkat. Hal ini, lanjut Silvy, dibarengi dengan berbagai perbaikan di sisi kebijakan agar investasi yang dilakukan bisa saling menguntungkan bagi Indonesia dan China.
Kemakmuran Tiongkok diharapkan bisa ikut dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Dia menerangkan hal ini penting karena dapat berpengaruh terhadap stabilitas di kawasan ASEAN.
Indonesia telah menawarkan berbagai proyek infrastruktur yang berada di ketiga provinsi tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) atau KTT Jalur Sutera pada Mei 2017. Untuk mewujudkan berbagai proyek infrastruktur di jalur itu, Presiden Xi Jinping menyatakan China akan menanamkan modal sebesar US$124 miliar.
Di Sumatra Utara, proyek yang ditawarkan adalah pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan akses jalan dari Medan hingga Sibolga. Di Kalimantan Utara, peluang kerja sama yang dapat dimanfaatkan adalah proyek infrastruktur energi dan pengembangan pembangkit listrik.
Sementara itu, di Sulawesi Utara Indonesia menawarkan proyek peningkatan infrastruktur Bitung-Manado-Gorontalo, jalur kereta api, pelabuhan, dan bandara.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), per Juni 2017 komitmen investasi China di Indonesia mencapai US$7,08 miliar yang tersebar di 602 proyek. Adapun realisasinya menyentuh US$1,95 miliar untuk 1.059 proyek. Ini tidak termasuk investasi di sektor finansial serta sektor hulu minyak dan gas bumi.
Sektor yang mendapat porsi investasi terbesar di antaranya industri mineral, perdagangan dan reparasi, kimia dan farmasi, pertambangan, serta industri makanan dan minuman (mamin).
Sementara itu, lokasi investasi utama adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Banten, DKI Jakarta, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea mengatakan sektor properti mulai mendapat perhatian dari para pelaku usaha Negeri Panda. "Properti itu residensial dan kawasan industri, jadi mix. Satu di Alam Sutera, Tangerang dan satu lagi di Karawang hasil kerja sama dengan Agung Podomoro," sebut dia ketika ditemui di China-ASEAN Expo 2017, Rabu (13/9).
Masalah perizinan dan lahan disebut sebagai keluhan utama para pelaku usaha China yang ingin masuk ke Indonesia. Untuk itu, perlu ada kemudahan bagi para pengusaha yang berlokasi di dalam kawasan industri.