Bisnis.com, SEMARANG—Produsen pakan ternak, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengungkapkan akan mematuhi aturan terkait larangan penggunaan antibiotik growth promotant (AGP) atau antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan dalam pakan ternak yang akan berlaku pada Januari 2018.
Presiden Direktur CPIN Tjiu Thomas Effendy menjelaskan sebetulnya penggunaan antibiotik bukan untuk menggemukkan ayam pedaging. Namun, penggunaan antibiotik digunakan untuk membersihkan bakteri pada pencernaan ayam yang nantinya membantu tumbuh kembang ayam. Kendati demikian beberapa daerah telah menerapkan pemberhentian pengunaan antibiotik seperti Eropa yang dulunya juga menggunakan antibiotik namun kini tidak lagi.
“Apabila pemerintah memutuskan demikian, maka secara perlahan kami beralih ke probiotik," ujarnya Kamis (23/11/2017).
Selain terkait antibiotik, mengungkapkan demi mengurangi berkembangnya penyakit epidemi dan isu bio security perlu didorong adanya perbaikan sistem pemeliharaan kandang menuju sistem tertutup karena memang memungkinkan peternak menggunakan lahan yang tak terlalu luas namun kapasitas pemeliharaan lebih banyak.
Saat ini sistem peternakan ayam broiler di Indonesia memang sedang dalam tahap transisi, akan tetapi beberapa perusahaan integrator melakukan berbagai transformasi dan modifikasi kandang terbuka. Bahkan untuk pembukaan peternak baru lebih diutamakan pembukaan kandang sistem tertutup.
Menurut Thomas, dari sekitar 3,5 ekor populasi unggas saat ini, hingga 80% atau sekitar 2,8 miliar ekor merupakan kandang terbuka. Selain itu dari sisi operasi juga akan mengurangi biaya, seperti upah buruh, pakan, dan efisiensi yang ditimbulkan karena peningkatan skala ekonomis kepadatan ayam.