Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan kendaraan bermotor asal Jepang, Suzuki Motor Corporation, disebut tertarik untuk melakukan ekspor ke Chile melalui Indonesia.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo menjelaskan Suzuki Motor Corporation telah menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, Jepang. Tujuannya, meminta Indonesia merundingkan perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) dengan Chile.
“Kami bilang memang sedang dirundingkan dan tampaknya dia akan ekspor dari Indonesia ke Chile, tapi tidak disebutkan apa saja,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/12/2017).
Iman menilai pasar otomotif Chile sangat potensial bagi Indonesia. Saat ini, merek aki mobil dari Indonesia menjadi salah satu produk yang paling terkenal di negara Amerika Latin itu.
Selan aki mobil, beberapa komponen kendaraan juga telah diekspor ke Chile. Oleh karena itu, baik suku cadang maupun kendaraan asal RI berpotensi melakukan peneterasi ke pasar negara tersebut.
“Sepertinya Suzuki ingin ekspor suku cadang dan mobil [dari Indonesia],” imbuhnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani sebelumnya menyatakan perjanjian Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang baru ditandatangani kedua negara memberikan harapan kepada pelaku usaha. Pasalnya, Indonesia belum memiliki penghubung perdagangan di kawasan Amerika Selatan.
Shinta menyebut salah satu sektor yang dapat menikmati keuntungan IC-CEPA adalah otomotif. Produsen otomotif asal RI dapat menggarap pasar Amerika Selatan mengingat standar teknis yang diberlakukan lebih memungkinkan bagi produk Tanah Air.
“Jadi, produk [otomotif] kita bisa lebih kompetitif dibandingkan di pasar tradisional seperti Eropa dan AS,” paparnya.
Seperti diketahui, Indonesia dan Chile menandatangani perjanjian dagang yang berdampak terhadap pembebasan bea masuk terhadap 90% pos tarif Chile untuk barang asal RI. IC-CEPA ditandatangani pada Kamis (14/12/2017), di Santiago, Chile, oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Luar Negeri Chile Heraldo Munoz.