Bisnis.com, JAKARTA -- Produksi udang terganggu penyakit selama tahun 2017. Akibatnya volume panen turun.
Berdasarkan data sangat sementara, Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan produksi udang selama Januari-Oktober 2017 hanya 555.138 ton. Angka itu masih jauh di bawah volume produksi 2016 yang mencapai 698.138 ton.
Selain penyakit, penurunan terjadi karena pengakhiran kerja sama antara beberapa anak perusahaan PT Central Proteina Prima Tbk. (CP Prima) dengan plasmanya. Pelemahan produksi karena faktor tersebut tampak di Sumatra Selatan yang semula masuk ke dalam lima besar produsen udang nasional.
Saat dihubungi, Rabu (24/1/2018), Ketua Harian Shrimp Club Indonesia (SCI) Hardi Pitoyo membenarkan adanya gangguan penyakit di hampir semua sentra produksi udang. Penyakit white feces syndrome (WSF) dan infectious mionecrosis virus (IMNV) membuat panen tidak berjalan mulus. "Ukuran udang mengecil sehingga volume jatuh," katanya.
Pada saat yang sama, tambak-tambak plasma di beberapa tempat terbengkalai setelah pengakhiran kerja sama dengan CP Prima. Hardi mengatakan perluasan tambak udang di beberapa wilayah tidak terlalu ekspansif sehingga tidak mampu mengompensasi dampak penyakit.