Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executive Officer Revlon Inc. Fabian Garcia memutuskan mundur dari produsen kosmetik asal Amerika Serikat (AS) tersebut, di tengah pergulatan perusahaan mengatasi utang.
Pihak manajemen Revlon pada Senin (29/1) menyatakan Garcia akan menanggalkan posisinya untuk merangkul kesempatan lain. Kendali perusahaan akan diserahkan kepada anggota dewan direksi Paul Meister.
Meister akan menjadi wakil ketua eksekutif serta mengawasi operasi sehari-hari perusahaan. Garcia masih akan membantunya dalam hal transisi sampai Februari.
Saham Revlon dilaporkan naik 2,7% menjadi US$22,60 menyusul pengumuman tersebut.
Dengan keputusan ini, Garcia yang pernah bertindak sebagai eksekutif Colgate-Palmolive Co., hanya menduduki posisinya kurang dari dua tahun sejak resmi menjadi CEO Revlon pada April 2016.
Pria yang saat ini berusia 58 tahun tersebut pernah memaparkan rencana untuk mencapai penjualan tahunan senilai US$5 miliar dalam waktu lima tahun. Sebagai informasi, pendapatan perusahaan saat ini mencapai kurang dari US$3 miliar.
Revlon telah berupaya untuk tetap relevan di era ketika toko kecantikan khusus dan e-commerce mengguncang industri makeup. Perusahaan juga telah mencermati akuisisi Elizabeth Arden, yang dibeli dengan nilai sekitar US$419 juta pada 2016.
“Tantangan-tantangan tersebut telah membawa tahun yang sulit bagi kami,” jelas Ron Perelman, chairman sekaligus investor terbesar Revlon dalam sebuah pernyataan.
“Secara agresif kami mengejar transformasi yang cepat dan saya ingin berterima kasih kepada Fabian atas kepemimpinannya melalui periode yang menantang dan dinamis ini,” lanjut Perelman, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (30/1/2018).
Kerugian bersih perusahaan pada kuartal keempat dilaporkan melebar menjadi US$80 juta, dari US$36,5 juta pada tahun sebelumnya.
Nilai penjualan turun menjadi US$785 juta selama periode tersebut, dibandingkan dengan US$801 juta pada tahun sebelumnya. Namun, angka itu lebih baik dari perkiraan penjualan senilai US$743 juta yang diprediksi oleh para analis.
Di sisi lain, laba sebelum bunga, beban pajak, depresiasi, dan amortisasi mencapai US$110 juta hingga US$115 juta pada kuartal keempat. Untuk periode full year, Revlon memperkirakan rugi bersih sekitar US$165 juta sampai US$185 juta. Nilai itu termasuk sekitar US$11 juta untuk writedown yang terkait dengan divisi Global Color Brands perusahaan.
Kerugian Revlon, ditambah utang US$3 miliar, telah memicu spekulasi bahwa Perelman akan mengupayakan semacam kesepakatan atau transfer aset. Perusahaan investasi milik miliarder tersebut, MacAndrews & Forbes Holdings, memiliki lebih dari 80% saham pada Revlon.