Bisnis.com, JAKARTA— PT Maju Makmur Usaha Bersama, sebagai pengembang The Greko Asia Afrika Bandung memiliki cadangan lahan seluas 5 hektare di Bali yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai hunian bersama, co-living.
Presiden Direktur Greco, Francis Kartantya, mengatakan karakteristik Bali saat ini telah menjelma menjadi destinasi pariwisata kreatif yang sangat mempertimbangkan perekembangan generasi milenial.
“Proyek itu masuk dalam tahun ini, cuma belum bisa kami ungkap detailnya ya. Pasar di Bali untuk co-living juga sudah mulai berkembang. Makanya nantinya kami juga mau kembangkan co-social juga. Yang kriteria zaman now,” katanya kepada Bisnis dikutip Rabu (21/2).
Co-living adalah bentuk hunian sewa, mirip hunian kost, yang dilengkapi dengan sarana interaksi komunitas warga, bahkan juga dilengkapi dengan ruang kerja.
Selain Bali, perusahaan keluarga yang selama ini masih fokus pengembangan proyek properti di Bandung itu juga memiliki lahan seluas 5 ha di luar negeri, tepatnya Selandia Baru. Cadangan lahan itu akan dikembangkan sebagai pengembangan jangka panjang untuk 3 tahun mendatang.
Untuk menggarap proyek dalam negeri, saat ini perusahaan baru mengembangkan proyek bangunan jangkung pertamanya, Greko Asia Afrika Bandung. Proyek ini terdiri dari 5 lantai creative hub dan 12 lantai apartemen.
Untuk melengkapi residensial, maka ada creative hub yang merupakan fasilitas komersial lima lantai seperti distro, marketplace ataupun co-working space dengan luasan 1.000 meter persegi—1.500 meter persegi. Untuk proyek co-working space perusahaan rencananya bekerja sama dengan Conclave Co-working.
“Kami mau pastikan proyek ini mulus dulu, baru nanti pengembangan tahap kedua,” imbuhnya.