Bisnis.com, BANTUL—Paguyuban perajin wayang kulit pedukuhan Pucung, Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta manfaatkan keberadaan ruang pamer yang ada di daerah itu guna memasarkan produk kerajinan mereka.
"Showroom kerajinan wayang sudah selesai dibangun akhir 2017 dan baru 1 bulan sampai 2 bulan kami pakai. Sejauh ini pengunjung sudah banyak yang datang," kata Ketua Paguyuban Perajin Wayang Desa Wukirsari Suyono di Bantul, Minggu (5/3/2018).
Pemanfaatan ruang pamer yang dibangun pemerintah daerah itu membuat upaya promosi kerajinan wayang ke masyarakat luas atau wisatawan lebih terpusat, dibandingkan dengan saat promosi melalui kios di rumah produksi masing-masing.
Untuk lebih memaksimalkan promosi, paguyuban juga telah menggandeng perusahaan biro perjalanan wisata. Tujuannya, wisata belanja kerajinan wayang dapat dimasukan ke dalam satu paket wisata ketika berkunjung ke destinasi wisata di Bantul.
"Pemasaran itu sangat penting dan saat ini kami sudah punya fasilitas, kemudian kami sudah kerja sama dengan biro perjalanan. Dan setiap libur akhir pekan Sabtu-Minggu ada tamu yang berkunjung baik sekadar melihat maupun berbelanja," katanya.
Suyono yang juga pemilik rumah produksi wayang kulit di Pucung ini mengatakan selain terdapat ruang pamer di area seluas lebih dari 1.000 meter persegi itu juga terdapat joglo, rumah produksi dan gedung untuk pertunjukan wayang.
"Harapan kami dengan adanya fasilitas itu, selain dapat mempromosikan kerajinan juga mengenalkan ke masyarakat khususnya pelajar apa itu wayang dan cara memproduksi, karena wayang adalah warisan budaya nenek moyang," katanya.
Saat ini di wilayah Desa Wukirsari Imogiri terdapat sekitar 70 industri pembuatan wayang di beberapa rumah produksi dengan jumlah pekerja sekitar 800 orang.
"Kapasitas produksi per bulan rata-rata sebanyak 5.000 buah berbagai jenis wayang, lainnya, produk kerajinan wayang dijual mulai puluhan ribu hingga Rp3 jutaan per buah, tergantung ukuran, tingkat kesulitan serta bahan kulit," katanya.