Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Growinc Group Indonesia Kembangkan Talenta Periklanan Lokal

Growinc Group Indonesia menginisiasi sebuah wadah berbagi bagi para pelaku bisnis dan pakar di bidang komunikasi dalam agenda #SeringSharing (6/3), untuk mengembangkan talenta bidang komunikasi dan periklanan

Bisnis.com, JAKARTA - Growinc Group Indonesia menginisiasi sebuah wadah berbagi bagi para pelaku bisnis dan pakar di bidang komunikasi dalam agenda #SeringSharing (6/3), untuk mengembangkan talenta bidang komunikasi dan periklanan.

Karena dua hal ini dianggap sebagai bagian dari strategi perusahaan dari waktu ke waktu semakin dianggap penting. Terlebih, dengan semakin berkembangnya teknologi, ternyata juga menyebabkan strategi komunikasi perusahaan berevolusi untuk dapat semakin memberikan dampak yang positif bagi keberlangsungan perusahaan. 

“Saat ini, industri periklanan mengalami tren yang positif di Indonesia. Selain menjadi andalan dalam subsektor ekonomi kreatif versi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BERKRAF), dari waktu ke waktu, kebutuhan akan industri komunikasi dan periklanan semakin tinggi.” Terang Ridhi Mahendra, CEO Growinc Group Indonesia dalam siaran persnya.

Ridhi menyampaikan bahwa #SeringSharing merupakan agenda yang diinisiasi oleh Growinc Group Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di industri kreatif yang saat ini cakupannya cukup luas dan saling berhubungan satu sama lain.

Growinc Group Indonesia Kembangkan Talenta Periklanan Lokal

 

“Awalnya, sejak tahun 2015, #SeringSharing merupakan salah satu program talent development yang dilakukan oleh Growinc Group Indonesia setiap kuartal untuk meng-upgrade kualitas SDM di Growinc Group Indonesia yang menaungi lebih dari 80 talenta lokal di industri komunikasi dan periklanan.” Terang Ridhi.

Ridhi juga menambahkan bahwa #SeringSharing merupakan salah satu kontribusi dari Growinc Group Indonesia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, terutama di industri komunikasi dan periklanan.

Melalui agenda ini dia juga menyampaikan bahwa saat ini industri periklanan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satunya dikarenakan semakin meleknya penggunaan teknologi di Indonesia.

“Dari data yang dirilis oleh Berkraf, pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahunnya. Namun demikian, pertumbuhan belanja iklan juga diimbangi dengan kenaikan kompleksitas komunikasi kepada audiens.” Kata Ridhi.

Growinc Group Indonesia Kembangkan Talenta Periklanan Lokal

“Untuk itu, agar bisa menjalankan berbagai aktivasi komunikasi yang lebih kompleks, diperlukan transformasi kualitas sumber daya manusia di Industri periklanan, salah satunya dengan meng-upgrade softskill dan hardskill mereka sesuai dengan permasalahan yang ditemui pada saat proses eksekusi.” Tambahnya.

Diikuti oleh 100 audiens yang berasal dari industri komunikasi dan periklanan, #SeringSharing dengan tajuk “Limitless Creativity” menghadirkan dua pakar yang berbagi pengetahuan di industri kreatif dan komunikasi. Dua pakar tersebut adalah Anton Ismael sebagai inisiator perusahaan kreatif Third Eye Space dan Andres Christian sebagai Managing Director Inside.ID.

Sebagai salah satu pembicara di #SeringSharing, Andres menyampaikan bahwa saat ini, data tidak hanya sebagai instrumen pendukung dalam industri komunikasi dan periklanan, melainkan saat ini data juga memiliki peran cukup signifikan yang dapat memperkuat sebuah pesan bagi brand maupun perusahaan.

“Dengan adanya data, kita dapat menentukan strategi kreatif yang lebih tepat sasaran dalam menyampaikan pesan melalui audiens kita.” Terang Andres.

“Selain itu, dengan tahu banyak hal tentang data secara akurat, kita juga dapat menentukan apakah pesan yang kita sampaikan ke masyarakat dapat diterima atau justru kurang sesuai. Jadi, dari awal, tengah, hingga akhir proses penyampaian komunikasi melalui iklan, kita dapat mengukur keberhasilannya melalui data.” Tambah Andres.

Dalam momen #SeringSharing, Andres sebagai Managing Director Inside.ID juga merilis survey bertajuk “Understanding Indonesian Consumers Outlook 2018”. Menurut Andres, riset tersebut menggambarkan kondisi konsumen serta persepsi mereka tentang kondisi perekonomian di Indonesia.

“Dari hasil survey Inside.ID, konsumen di Indonesia cenderung memiliki optimisme tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Dari hasil survey yang telah kami lakukan, 58% responden kami memberikan respon positif terhadap kondisi ekonomi masa depan. 

Sementaraitu, 15% responden memberikan respon yang pesimis terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Sisanya, sebanyak seperempat dari total jumlah responden memilih netral.” Terang Andres Christian, Managing Director Inside.ID.

 

Growinc Group Indonesia Kembangkan Talenta Periklanan Lokal

Menurut Andres, tingkat optimisme terhadap masa depan perekonomian di Indonesia merupakan imbas dari sentiment positif dari kondisi perekonomian di tahun sebelumnya. Dari data yang didapatkan, 86% responden memberikan respon yang positif terhadap kondisi ekonomi mereka pada tahun 2017.

Dalam hasil temuan risetnya, Andres juga menyampaikan bahwa saat ini sudah mulai muncul perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Salah satunya terkait dengan pendapatan dan pengeluaran bulanan.

“Pada dasarnya, sebagian besar konsumen di Indonesia mengaku bahwa pada tahun 2017 pendapatan mereka mengalami kenaikan. Namun, dari data yang ada, 54% mengaku bahwa kenaikan pendapatan yang mereka dapatkan tidak terlalu signifikan. Hanya 8% responden yang mengatakan bahwa pendapatan mereka setiap bulan naik signifikan. Sementara itu, sisanya menyampaikan bahwa pendapatan bulanan mereka tidak berubah atau justru mengalami penurunan.” Kata Andres.

Andres menambahkan bahwa dari pendapatan yang didapatkan setiap bulan, sekitar 11% dari konsumen Indonesia mengklaim bahwa mereka memiliki pendapatan yang cukup lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran mereka. Namun, secara umum perbandingan antara pendapatan dan belanja hampir sama, yaitu mencapai 68%.

“Dengan kata lain, meski konsumen di Indonesia memiliki kenaikan pendapatan, namun nampaknya biaya bulanan yang mereka konsumsi juga meningkat.” Jelas Andres.

“Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, kami menemukan data bahwa dari pendapatan bulanan yang didapatkan responden, rata-rata sebanyak 32% dihabiskan untuk biaya konsumsi kebutuhan pokok bulanan seperti kebutuhan sandang dan pangan. 29% lagi digunakan untuk kebutuhan rutin bulanan seperti biaya telepon, listrik, dan pulsa.

“Setelah mengalokasikan untuk biaya rutin dan kebutuhan pokok, rata-rata sebanyak 13% dari pendapatan mereka digunakan untuk membayar kartu kredit maupun cicilan bulanan.elah itu, sisanya baru dialokasikan untuk investasi, asuransi, maupun pembelanjaan tersier seperti berwisata Bersama keluarga.” Terang Andres.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper