Bisnis.com, JAKARTA—Pada usianya yang ke-19 tahun, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) lebih memfokuskan pada konsolidasi internal, mulai dari SDM hingga inventarisir peralatan bongkar muat.
Hari ini Rabu (18/4/2018) JICT merayakan HUT ke-19 dengan perayaan yang relatif sederhana dan dihadiri mitra pengguna jasa serta berbagai kalangan instansi terkait di pelabuhan Tanjung Priok.
Direktur Utama JICT, Gunta Prabawa, mengatakan JICT saat ini lebih memfokuskan pada konsolidasi internal, mulai dari SDM hingga inventarisir peralatan bongkar muat yang dioperasikan.
"Kita konsolidasikan dulu, makanya dari sisi internal kami kuatkan kembali untuk menggapai target yang sudah ditetapkan pemegang saham," paparnya kepada Bisnis di sela-sela puncak Acara HUT yang dilaksanakan dilapangan parkir JICT Rabu (18/4/2018).
Dalam kurun waktu 19 tahun tersebut, manajemen JICT tetap berkomitmen menjadikan JICT sebagai terminal pilihan pengguna jasa dengan sejumlah investasi peralatan dan pengembangan sistem IT yang sudah dilakukan.
Bahkan, lanjut Gunta, selama 19 tahun beroperasi sebagai terminal terbesar yang melayani bongkar muat peti kemas ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok, JICT telah menghandle peti kemas sebanyak 35 juta twenty foot equivalent units (TEUs).
"Untuk tahun ini kami menargetkan bisa menghandle lebih dari 2 juta TEUs," ujarnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, gejolak internal JICT terjadi sepanjang empat tahun terkahir mulai dari isue perpanjangan kontrak terminal tersebut hingga pada melambatnya performance terminal JICT pasca penggantian vendor alat bongkar muat di terminal tersebut pada akhir 2017.
Adapun pengoperasian dan pengelolaan terminal JIC dikawasan pelabuhan Tanjung Priok, saat ini dikendalikan melalui kepemilikan saham antara Hutchison Port Indonesia (HPI) dan PT.Pelabuhan Indonesia II/IPC.