Bisnis.com, JAKARTA—Paramount Land telah menjual habis proyek hunian dengan kategori ready stock atau hunian siap ditempati dalam proyek yang masuk dalam kategori "celebration".
Associate Director Paramount Land M. Nawawi mengatakan perusahaan menjual tiga jenis hunian yakni siap huni atau yang perusahaan sebut dengan new stock, kemudian on progress atau dalam kategori sedang bangun, dan terakhir adalah indent, yakni pembelian dengan membayar dan memesan terlebih dahulu.
Nawawi menjelaskan untuk hunian ready stock, pasokannya sudah tidak ada lagi. Rata-rata sekarang tinggal proyek inden dan on progress.
“Perilaku konsumen saat ini cenderung membeli rumah sudah jadi. Itu yang kami cermati,” katanya kepada Bisnis dikutip Selasa (1/5).
Dia mengungkapkan perbedaan harga antara rumah indent dan ready stock lebih kepada kecenderungan peningkatan harga selama setahun. Berbeda dengan barang lainnya seperti mobil yang ready stock tahun lama, justru harganya turun dengan sistem cashback.
Sementara itu, untuk mengejar laju penjualan tahun ini, Paramount Land, pengembang Paramount Serpong juga rutin menggelar acara Block Party di beberapa klaster seperti Latigo Village, Menteng Village, dan klaster lainnya
Baca Juga
Block Party adalah ajang kumpul-kumpul sesama warga kompleks perumahan untuk saling berinteraksi yang tradisinya dimulai dari perumahan di Amerika Serikat.
Nawawi menjelaskan, era berjualan dengan menggandeng selebritis dalam menciptakan keramaian sudah bukan musimnya lagi. Saat ini konsumen harus memiliki experience langsung dengan produk yang diincarnya. Oleh karenanya membangun rumah contoh perlu dilakukan supaya konsumen bisa mendapatkan bayangan yang riil dari produknya.
“Kami berhasil menjual 3-4 unit rumah setiap minggunya dari Block Party yang sebelumnya dilakukan di Malibu Village dan Carillo Village,” imbuhnya.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini Paramount menyebut telah meraup penjualan yang memuaskan dibanding periode yang sama tbeberapa tahun sebelumnya. Tahun ini perusahaan optimis mencapai penjualan Rp3 triliun.
“Rasanya awal tahun Ini sudah seperti tahun 2015 sebelum turun terus tahun 2016 dan 2017,” katanya Nawawi.