Bisnis.com, JAKARTA – Peluang ekspor sarang burung wallet Indonesia ke China semakin besar dengan diadakannya seminar perdana untuk komoditas tersebut yang bertajuk 1st China Bird’s Nest Industrial Summit.
Seminar tersebut diselenggarakan di Xiamen, RRT, pada tanggal 18 Mei 2018 yang disponsori oleh Yan Palace sebuah perusahaan importie sarang burung walet terbesar di Tiongkok khususnya dalam hal market share dan volume perdagangan.
Selain itu, Yan Palace juga importer utama bagi produk sarang burung walet Indonesia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun menyampaikan bahwa Indonesia sudah menjalin perdagangan luar negeri pada abad ke-17, untuk komoditas sarang burung walet yang mulai berkembang di Tiongkok saat dinasti Ming.
“Sarang burung walet, Caviar of the East, telah dikenal sejak abad ke-15 dimulai dari petani kecil di kawasan yang kini dikenal sebagai Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Sejak saat itu, khususnya pada abad ke-17, perdagangan sarang burung walet mulai berkembang dan semakin banyak pedagang Tiongkok dari dinasti Ming mulai mencari dan memperdagangkan sarang burung walet atau ‘yan wo’ dengan produk-produk lainnya seperti porselen, sutra, dan obat-obatan tradisional,” katanya pada Jumat (18/5).
Djauhari menambahkan ekspor produk sarang burung walet menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri RRT Li Keqiang dalam kunjungannya awal bulan Mei 2018 yang lalu.
Baca Juga
Menurutnya, dengan kedekatan perdagangan sarang burung wallet antara Indonesia dan China hal ini bisa membuka peluang dalam menghadapi ekonomi masa depan. China diproyeksikan dapat tumbuh sebagai ekonomi nomor satu di dunia dan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-5 di dunia.
“Indonesia, RRT, dan ASEAN akan menjadi pemain utama dalam pertumbuhan ekonomi global, dan hal ini dimulai dari hal kecil dengan meningkatkan perdagangan kedua negara, khususnya sarang burung walet yang merupakan komoditas strategis perdagangan Indonesia-Tiongkok,” katanya.
China mulai membuka ekspor langsung sarang burung walet Indonesia ke pada tahun 2015. Selama tiga tahun belakangan nilai perdagangan produk tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada 2015, pengekspor sarang burung walet asal Indonesia mengirimkan 14 ton ke China. Lalu meningkat menjadi 26 ton pada tahun 2016 dan 52 ton pada tahun 2017. Sementara harganya tergantung kualitas barang tapi berada di kisaran USD1.500-2.000.
Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI) optimistis industri sarang burung berpotensi untuk terus tumbuh dan bisa berkontribusi terhadap pendapatan negara. Apalagi harga sarang burung dunia dijual cukup mahal yakni dikisaran USD1.500-2.000.
Sampai dengan tahun 2017, sarang walet Indonesia menguasai sekitar 70% pasar China bila dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.
Pada tahun 2017, nilai ekspor sarang burung walet ke Tiongkok mencapai 102,8 juta USD. Hingga April 2018, tercatat sebanyak 17 eksportir Indonesia telah tersertifikasi untuk dapat melakukan ekspor langsung ke Tiongkok.