Bisnis.com, JAKARTA – Produk Grasewa dari platform peer to peer lending atau P2P Gradana.co.id memiliki pertumbuhan yang cukup baik ketimbang produk lain sejak diluncurkan pada Februari 2018 lalu.
Co-Founder Gradana, William Susilo Yunior mengatakan produk Grasewa ini ternyata memiliki angka permintaan yang cukup tinggi ketimbang produk Gradana yang lain. Dia menjelaskan, para pengguna Gradana sangat antusias terhadap produk ini. Adapun, daya tarik atas produk ini karena pasar yang dibidik tidak hanya pasar korporasi dengan skema business to business (B to B) seperti ritel, melainkan juga pasar individual.
“Kita banyak mendapatkan tawaran sewa dari Grasewa bukan untuk rumah saja tetapi juga untuk kantor, juga gudang. Jadi, debitur Gradana itu bercampur antara individual dan B to B,” jelas William kepada Bisnis, Kamis (26/7/2018) di Fairmont Hotel.
Dia menilai, saat ini kebutuhan ruangan untuk kantor dan hunian sangat nyata dengan struktur kebutuhan yang jelas. Oleh sebab itu, kata William, Gradana berusaha menyajikan apapun yang dibutuhkan konsumen serta tetap membantu kebutuhan dari pemilik ruangan.
“Kalau misalnya mau sewa buka restoran berapa tahun, landlord minta berapa uang sewa muka. Itu memberatkan, kita coba model deal structure bagi landlord senang dan penyewa terbantu.
William menyatakan, sejak Februari sampai sekarang volume transaksi Grasewa justru lebih tinggi dari GraDP. Alasannya, kalau konsumen membeli rumah cenderung memakan proses yang lebih lama untuk mengambil keputusan. Selain itu, program GraDP yang dimiliki Gradana hanya memiliki beberapa daftar proyek dari pengembang yang sudah menjadi mitra.
Baca Juga
“Orang beli rumah banyak pertimbangan, tidak hanya untuk pengembang rekanan, orang tidak bisa beli rumah hanya karena siapa pengembangnya. Sementara Grasewa lebih open market, jadi landlord bisa secara perseorangan dan bebas memilih dimana pun dia mau sewa,” tutur William.
Dia mengungkapkan, saat ini fokus program Gradana baru di sekitar Jabodetabek, Bandung, dan Medan. Saat ini mereka mencoba melakukan ekspansi ke beberapa daerah lain.
Sebelumnya, Komisaris Gradana Freenyan Liwang mengatakan Grasewa adalah upaya merespon tren generasi milenial yang meningkat terjun sebagai wirausaha dan mulai berkeluarga turut berkontribusi terhadap meningkatnya permintaan sewa properti. Dia menilai ada kendala yang dihadapi para milenial tersebut adalah tingginya biaya sewa yang kerap diwajibkan untuk lunas satu hingga bahkan dua tahun di muka.
Dengan Grasewa, penyewa tidak perlu membayar biaya sewa hingga satu tahun di muka, melainkan dapat dicicil per bulan. Pembayaran ruko untuk tempat usaha atau apartemen untuk tempat tinggal, dapat dijadikan variabel pengeluaran bulanan. Calon penyewa juga dapat memilih sendiri dan menginformasikan kepada Gradana unit properti yang dikehendaki dan berlaku untuk ruko, rumah atau apartment yang terletak di Jabodetabek dan Bandung.
Freenyan menambahkan, dengan Grasewa terdapat opsi untuk menyewa apartemen seperti membayar kos-kosan. Dia yakin Grasewa sangat membantu kelompok milenial yang sedang merintis usahanya untuk dapat menekan biaya operasional pada fase awal menjalankan bisnis.
Freenyan menjelaskan bahwa Grasewa menyediakan fasilitas talangan untuk satu tahun ke depan sehingga penyewa tidak perlu menyiapkan dana besar di awal untuk kepentingan sewa properti, baik perkantoran maupun tempat tinggal.
