Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darmin Nasution: Manfaat Mandatori B20 ke Neraca Dagang Baru Terasa 2019

Pemerintah menargetkan dampak positif dari penerapan B20 (solar dengan campuran biosolar dari bahan baku minyak sawit sebanyak 20%) baru dapat dirasakan di tahun depan.
Ilustrasi bahan bakar Biodiesel B20/Reuters-Mike Blake
Ilustrasi bahan bakar Biodiesel B20/Reuters-Mike Blake

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan dampak positif dari penerapan B20 (solar dengan campuran biosolar dari bahan baku minyak sawit sebanyak 20%) baru dapat dirasakan di tahun depan.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan dampak penghematan dari penerapan biodiesel B20 belum bisa mengompensasi defisit neraca perdagangan tahun ini.

"Dampaknya baru dirasakan tahun depan," tegasnya saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (2/8/2018).

Dia meneruskan defisit neraca perdagangan dari impor minyak bumi dan gas (migas) hingga Semester I/2018 sudah mencapai US$5,4 Miliar. Sementara itu, B20 bisa berdampak pada penghematan devisa negara sekitar US$5,5 miliar per tahun. 

Dengan begitu, jika B20 efektif dilaksanakan selama satu semester ke depan, penghematan yang didapatkan hanya US$2,75Miliar. Jumlah ini menurut Darmin menggunakan asumsi Indonesia menggunakan B20 secara penuh pada sektor Public Service Obligation (PSO) dan non-PSO.

"Kita tidak mungkin dapat segitu sampai akhir tahun dari penghematan devisa B20 kalau hanya 6 bulan," tegasnya.

Pemerintah memang tengah berupaya menerapkan B20 di segala sektor, termasuk pada sektor PSO dan non-PSO. Penerapan ini sebagai bagian dari upaya menekan kebutuhan impor minyak dan peningkatan harga dan penyerapan kelapa sawit.

Menurutnya penerapan biodisel ini sebenarnya sudah dilakukan pada sektor PSO, tetapi masih tergolong lambat karena hanya digunakan oleh beberapa sektor. 

Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong agar penerapan B20 dapat diperluas. Dia melanjutkan penerapan B20 ini akan dampak langsung di dunia usaha dalam mengurangi ketergantungan impor Indonesia. 

"Untuk dunia usaha ini akan dilihat bahwa B20 akan langsung memengaruhi besarnya impor kita," imbuhnya. 

Menurutnya, penggunaan B20 saat ini baru digunakan 80% oleh sektor PSO dan akan didorong supaya dapat mencapai 95% PSO. Sementara sosialisasi terus dilakukan oleh pemerintah supaya sektor-sektor terkait dapat segera memaksimalkan penggunaan B20 ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper