Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jual Aset, Laba Toshiba Meroket Menjadi US$9,16 Miliar

Perusahaan elektronik asal Jepang Toshiba Corp membukukan laba bersih senilai 1,02 triliun yen (US$9,16 miliar) pada periode April--Juni 2018.
Ilustrasi/toshiba.co.jp
Ilustrasi/toshiba.co.jp

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan elektronik asal Jepang Toshiba Corp membukukan laba bersih senilai 1,02 triliun yen (US$9,16 miliar) pada periode April--Juni 2018.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/8/2018), pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih yang dicatatkan perusahaan ini senilai 50,33 miliar yen.

Lonjakan laba bersih tersebut disumbang oleh penjualan bisnis flash memory chip awal tahun ini kepada konsorsium, yang dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta asal Amerika Serikat Bain Capital. Penjualan unit bisnis ini menyumbang pendapatan senilai 966 miliar yen.

Walaupun demikian, pihak Toshiba masih enggan menyampaikan proyeksi sumber pendapatan masa depan bisnis perusahaan setelah bisnis memory chip tersebut dijual.

Bisnis utama Toshiba yang tersisa, seperti di bidang energi dan infrastruktur sosial sedang berjuang untuk menggantikan pendapatan yang hilang setelah penjualan bisnis chip tersebut. Sebelumnya, bisnis memory chip menyumbang 90% dari laba operasi perusahaan pada tahun lalu.

Adapun, laba bersih yang dicatatkan Toshiba berada di atas perkiraan dari 4 analis yang disurvei oleh Reuters. Para analis ini memproyeksikan perusahaan membukukan laba senilai 570,29 miliar yen.

Hingga akhir tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2019, Toshiba masih mempertahankan proyeksi laba senilai 1,07 triliun yen. Sementara itu, 12 analis memperkirakan laba yang diraih pada akhir tahun fiskal senilai 1,11 triliun yen.

Penjualan unit chip tersebut bertujuan untuk menyelamatkan Toshiba dari krisis finansial yang disebabkan oleh skandal keuangan dan beban miliaran dolar dari unit nuklir Westinghouse di Amerika Serikat.

Pada akhir Maret 2018, lebih dari 70% saham Toshiba dimiliki oleh perusahaan asing, yang dianggap lebih berani dalam menyuarakan kepentingan mereka kepada manajemen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper