Bisnis.com, JAKARTA -- Arus peti kemas di terminal pelabuhan yang dikelola PT Pelindo III (Persero) selama Januari-September naik 8% secara tahunan, didorong oleh geliat permintaan domestik.
Pelindo III mencatat arus kontainer hingga kuartal III/2018 mencapai 3,14 juta boks atau setara dengan 3,89 juta TEUs.
"Peningkatan tersebut sebagian besar dikontribusikan dari pertumbuhan bongkar muat peti kemas dalam negeri," kata Sekretaris Perusahaan Pelindo III Faruq Hidayat melalui siaran pers, Jumat (26/10/2018).
Di Terminal Peti Kemas Banjarmasin (TPKB), arus peti kemas meningkat karena kenaikan permintaan bahan pangan di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Kemudian, di Pelabuhan Bima dan Badas, Nusa Tenggara Barat, peningkatan terjadi karena lonjakan pengiriman jagung dari Pulau Sumbawa.
Sementara itu, peningkatan throughput di Pelabuhan Lembar, Pulau Lombok, didorong oleh kenaikan pengiriman aneka kebutuhan pokok dan bahan bangunan untuk proyek rehabilitasi pascagempa. Salah satu contoh barang proyek di Pelabuhan Lembar adalah material untuk perbaikan PLTGU Lombok Peaker.
Bongkar barang proyek juga berlangsung di Pelabuhan Waingapu, Nusa Tenggara Timur, untuk membangun pabrik gula. Aktivitas yang sama terjadi di Pelabuhan Tenau, Kupang (NTT), untuk pengiriman logistik kegiatan offshore ke Pulau Wetar.
Adapun di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, peningkatan arus peti kemas terjadi seiring dengan bisnis anak perusahaan yang berhasil mendatangkan pengguna jasa baru.
Terminal Petikemas Surabaya (TPS) kini memiliki dua pengguna jasa baru, yakni perusahaan pelayaran Emirate Shipping Line dan Mariana Express Line. Pengguna jasa eksisting pun tercatat meningkatkan kegiatan bongkar muatnya.
Vice President Corporate Commnication Pelindo III R. Suryo Khasabu mengatakan pertambahan pengguna jasa bisa dicapai setelah perusahaan meningkatkan efektivitas operasional pelayanan kapal.
"Pelindo III memberikan jasa pandu khusus untuk TPS dan optimalisasi program window kapal sehingga waktu tunggu kapal untuk bersandar semakin singkat. Dampaknya, produktivitas terminal meningkat," jelasnya.
Anak perusahaan lainnya, Terminal Teluk Lamong (TTL), mencatatkan peningkatan arus kontainer karena kunjungan kapal untuk rute pendulum yang semakin ramai. Bahkan, kini agen pelayaran Meratus Line, Tanto Intim Line, dan Salam Pacific Indonesia Line, melakukan kerja sama joint slot kapal peti kemas sehingga memiliki layanan kapal rute Belawan, Medan, yang masuk 5 hari sekali.
Kemudian, di Terminal Berlian yang dioperasikan oleh BJTI Port, peningkatan volume peti kemas disumbang oleh percepatan siklus bongkar muat dan kegiatan tambat kapal. Sebelumnya, dengan penambahan sejumlah peralatan dan peningkatan kemampuan pekerja, kegiatan bongkar muat ditargetkan 15 boks per kapal per jam (BSH).
"Namun, pada triwulan III tahun ini, ternyata mampu tercapai hingga 20 BSH," kata Suryo.