Bisnis.com, JAKARTA – Sinkronisasi pemerintah pusat dan daerah dinilai perlu untuk dorong industri rumput laut. Potensi besar industri tersebut membentang di panjangnya garis pantai Indonesia.
Rumput laut jadi salah satu komoditas andalan sektor kelautan dan perikanan. Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang, tercatat 12 juta hektare wilayah berpotensi untuk dikembangkan budidaya rumput laut di sana.
Data Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), menunjukkan dari seluruh luas wilayah potensial, hanya 2,25% atau 267,8 hektare yang telah dimanfaatkan untuk budidaya rumput laun. Ketua Umum ARLI, Safari Azis, menilai pemanfaatan tersebut seharusnya dapat ditingkatkan dengan pembudidayaan yang terpola.
Saat ini, dalam catatan ARLI, terdapat tiga jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di Indonesia, yakni jenis cottonii, spinosum, dan Gracilaria verrucosa. Selain itu, masih terdapat lima jenis yang belum dan masih sedikit dibudidayakan di Indonesia, yakni satu jenis rumput laut merah, satu jenis rumput laut coklat, dan tiga jenis rumput laut hijau.
Pengembangan tersebut menurut Safari terkendala karena kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Dia menjelaskan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah perlu berkomunikasi dalam mengembangkan industri hulu dan hilir.
"Ke depannya, dalam rangka program industrialisasi tidak hanya dijalankan paralel antara hulu dan hilirnya, sehingga kita tidak kehilangan momentum bahwa kita tetap mengisi pasar produksi, sementara kita membangun industri hilir yang berdaya saing," ujar Safari pada Rabu (14/11/2018).
Ekonom Piter Abdullah menilai pemerintah pusat dan daerah seharusnya memiliki roadmap untuk memetakan potensi tiap daerah dan mengembangkan industri rumput laut. Dia menilai pemerintah daerah perlu bekerja keras dalam hal ini.
"Jangan apa-apa disalahkan ke pemerintah pusat, seharusnya ini peran dari pemerintah daerah yang harusnya paham potensi di wilayahnya apa, mana potensi lokal yang harus dikembangkan, industri apa yang harus dibangun untuk mendukung potensi tersebut," ujar Piter kepada Bisnis.
Hal serupa pun disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro. Kepada Bisnis, Bambang menjelaskan pengembangan sektor kelautan dan perikanan memerlukan pemetaan dan fokus yang tepat. Dia menganalogikan pengembangan sektor tersebut seperti strategi Asian Games.
"Analogi seperti Asian Games, Indonesia fokus pada cabang olahraga yang potensial, tidak memaksakan unggul dalam semua cabang olahraga," ujar Bambang.
Piter menambahkan pemerintah perlu fokus dalam membangun industri dan membuat peraturan yang mendukung kebijakan industri. Harmonisasi kebijakan dinilai menjadi salah satu dasar permasalahan yang perlu diatasi.