Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dinobatkan Sebagai Negara Paling Dermawan

Indonesia telah dinobatkan menjadi negara paling dermawan di dunia menurut survei Charities Aid Foundation (CAF). 
Pembukaan Fifest 2018 di JCC, Kamis (15/11/2018) / Yanita Petriella
Pembukaan Fifest 2018 di JCC, Kamis (15/11/2018) / Yanita Petriella

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia telah dinobatkan menjadi negara paling dermawan di dunia menurut survei Charities Aid Foundation (CAF). 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia menduduki peringkat 1 dengan indeks 59% mengalahkan Australia dan Selandia Baru di peringkat 2 dan 3.  Padahal, Indonesia memiliki pendapatan per kapita yang rendah bila dibandingkan Australia dan Selandia Baru. 

"Indonesia menjadi negara paling dermawan nomor 1 di dunia itu sangat membanggakan. Jadi justru yang dilihat dalam indeks itu adalah dengan income yang terbatas ternyata tetap banyak orang memberi. Ini membuat Indonesia jadi lebih baik dibanding dengan negara yang income-nya sangat besar," ujarnya di sela-sela pembukaan Filantropi Indonesia Festival 2018 di JCC, Kamis (15/11/2018). 

Filantropi di Indonesia ini sebagian besar juga dilakukan oleh kalangan millennial sehingga membuktikan bahwa untuk menjadi filantropi tidak perlu menunggu tua.  

Bambang menambahkan mayoritas di Indonesia beragama muslim sehingga banyak dari mereka menyumbang dengan berbagai instrumen baik itu zakat, infaq atau Sodaqoh (ZIS) karena ajaran agama untuk menolong sesama. 

"Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim mereka sudah mulai channel untuk melakukan filantropi melalui zakat, infaq dan sedekah. Dan itu berlangsung terus menerus dan ini tentu membantu meningkatkan indeks kedermawanan Indonesia yang mungkin tidak ditemukan di negara lain di dunia," katanya.

Pengumpulan ZIS di Indonesia 2002-2016 meningkat 38% per tahun. Jumlah ZIS pada 2016 mencapai US$363,9 miliar atau meningkat 35,14% dari tahun sebelumnya. Potensi zakat sekitar US$16,2 miliar atau 3,4% Produk Domestic Bruto.

"ZIS akan dikhususkan untuk mendukung TPB/SDGs dengan skema pelengkap," ucap Bambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper