Bisnis.com, JAKARTA – KBRI London dengan menggandeng sembilan pengusaha Indonesia, yaitu Javara, Imyco, Asosiasi Industri Organik Indonesia, Ladang Lima, Petrasa, Mozass Healthy Laboratory, CV Harapan Bersama, Cookwell, dan PT Profil Mitra Abadi menggelar pameran produk organik Indonesia di Marriott Hotel County Hall, London.
Beragam produk organik Indonesia yang dipasarkan, mulai dari madu, singkong, kopi, beras hingga mie organik.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Dr. Rizal Sukma dalam sambutannya menyampaikan bahwa masyarakat di Inggris, sebagaimana banyak negara di dunia, memiliki tingkat kesadaran yang makin tinggi untuk beralih ke produk-produk pangan organik.
"Perubahan pola hidup menjadikan Inggris sebagai pasar organik terbesar di dunia dengan nilai sekitar 2,3 miliar poundsterling,” jelasnya dalam siaran pers, Minggu (09/12/2018).
Dubes RI lebih lanjut menyampaikan bahwa pertumbuhan pasar tersebut sejalan dengan pertumbuhan industri makanan organik di Indonesia.
"Peluang ini yang hendak dimanfaatkan Indonesia di Inggris, selain juga terus meningkatkan ekspor produk-produk komoditi Indonesia,seperti kopi," ujar Dubes RI.
Pameran dikemas dengan menyajikan demo masak oleh Executive Sous Chef Marriott Hotel County Hall Budiono dan talk show yang dipandu oleh pakar pemasaran di bidang hospitalityTracey Howes. Hadir sebagai pembicara antara lain, ahli gizi Vita Dikaryanto, Chef Budiono dan CEO Javara Helianti Hilman. Lebih dari 200 orang pengunjung membanjiri ruang pameran yang berlangsung pada 07 Desember 2018 tersebut.
Helianti Hilman dalam talk show menyampaikan bahwa peningkatan pasar pangan organik penting untuk melindungi kekayaan ragam produk organik dan pengembangan kapasitasfarmpreneurship petani Indonesia.
"Tantangan untuk memasuki pasar internasional adalah standarisasi, baik di tingkatan negara hingga di tingkat mikro seperti supermarket,” jelas Helianti.
Untuk itu, Helianti dalam pengembangan usahanya selalu melibatkan pengembangan kapasitas SDM petani untuk mampu menembus pasar dunia. Helianti juga menyampaikan bahwa letak geografis Indonesia memiliki makna strategis dalam kemampuan untuk mensuplai maupun menyajikan ragam produk organik ke dunia.
"Secara alamiah, Indonesia adalah lumbung produk organik (Indonesia by default is organic),” tandas Helianti.
Helianti juga menjelaskan bahwa pemasaran produk organik saat ini lebih banyak menggunakan media sosial. Hal ini berdampak pada makin tingginya konsumen yang berusia muda antara 25-35 tahun dari yang awalnya berusia sekitar 55 tahunan. Pergeseran yang sama, nampak di produsen organik Indonesia, dimana saat ini lebih banyak kalangan muda yang berusaha di pasar organik.
Diaspora Indonesia, Chef Budiono, mengaku memiliki kebutuhan produk organik yang besar untuk mensuplai kebutuhan pekerjaannya. Terutama dikala mengolah menu Indonesia yang memerlukan bumbu khas Indonesia.
"Adalah impian saya sebagai chef di London untuk bisa mendapatkan bahan dan bumbu organik Indonesia di toko-toko di Inggris," ujarnya.
Vita, dokter yang sedang menjalani pendidikan di Kings College London, mendorong peningkatan konsumsi produk organik.
"Penelitian terkait khasiat makanan organik masih terus berkembang, namun pada dasarnya mengonsumsi produk organik secara fisiologis dan psikologis dapat memberikan efek positif bagi konsumen,” jelasnya.
Pengunjung dari berbagai kalangan mulai dari penikmat produk organik, food blogger, pengusaha restoran, asosiasi makanan organik, hingga distributor pangan di Inggris memberikan respon positif atas pameran tunggal pertama bagi produk organik Indonesia ini.