Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyambut baik akuisisi PT Multistrada Arah Sarana Tbk oleh pabrikan ban asal Perancis, Compagnie Generale Des Establissments Michelin. Segmen pasar Michelin yang spesifik dinilai tidak akan menganggu industri ban dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane kepada Bisnis, Kamis (24/01/2019). Dia menjelaskan akuisisi tersebut sebagai langkah baik dari Michelin yang sebelumnya telah banyak 'bergaul' dengan pasar Indonesia.
Aziz menjelaskan, sebelumnya ban Michelin pernah diproduksi oleh Gajah Tunggal, lalu Michelin membangun pabrik karet crumb rubber di Samarinda, Kalimantan Timur. Belum lama ini, Michelin pun membangun pabrik karet sintetis di Cilegon, Banten.
"Jadi dengan dia [Michelin] mengakuisisi Multistrada bagus sekali, dalam arti dia bisa memanfaatkan produksi synthetic rubber-nya sendiri. Dia [Michelin] pasarnya khusus, kita tidak usah takut," ujar Aziz.
APBI mengharapkan Michelin tidak sekadar mencari pasar di Indonesia dengan melakukan akuisisi, tetapi dapat membangun pabrik baru untuk mendorong geliat industri ban. Azis pun mengharapkan Michelin membawa teknologinya yang sudah sangat maju ke Indonesia.
Azis pun menjelaskan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) langsung menghubungi APBI setelah akuisisi dilakukan. Dari sana, APBI mendorong pihak Michelin untuk berkomunikasi dengan KPPU untuk mencegah adanya monopoli pasar.
Berdasarkan catatan APBI, masuknya Michelin menambah daftar perusahaan ban multinasional yang beroperasi di Indonesia. Azis menjelaskan dua pabrikan berasal dari Jepang, satu berasal dari Amerika Serikat, dan Michelin menjadi pabrikan pertama asal Eropa yang masuk ke Indonesia.
"Dulu ada Continental [akan masuk ke Indonesia] tapi enggak jadi, masuk ke Malaysia. Pirelli tadi mau masuk tapi jadinya ke Vietnam. Bagus dia [Michelin] masuk ke Indonesia," ujar Azis.