Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI BAN : Diserbu Produk Impor, Pasar Indonesia Tetap Menarik Investor

Kendati menghadapi tantangan dari produk impor, pasar ban dalam negeri masih prospektif, apalagi pemerintah gencar membangun infrastruktur jalan. Bahan baku industri ban juga tersedia di Indonesia, ditambah dengan kualitas karet alam yang tinggi. Saat ini Indonesia menjadi produsen karet alam kedua terbesar di dunia setelah Thailand.
Michelin/Reuters-Alessandro Bianchi
Michelin/Reuters-Alessandro Bianchi

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati menghadapi tantangan dari produk impor, pasar ban dalam negeri masih prospektif, apalagi pemerintah gencar membangun infrastruktur jalan. Bahan baku industri ban juga tersedia di Indonesia, ditambah dengan kualitas karet alam yang tinggi. Saat ini Indonesia menjadi produsen karet alam kedua terbesar di dunia setelah Thailand.

“Dari Belarusia juga sudah mau masuk ke Indonesia, ini tergantung pemerintah bagaimana membuat pasar menjadi menarik,” kata Aziz kepada Bisnis, Selasa (2/4/2019).

Lebih jauh, dia menyebutkan salah satu investor asal Jepang berminat untuk memproduksi carbon black di Indonesia. Carbon black merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai penambah kekuatan dan kelenturan ban serta untuk pigmen warna ban.

Saat ini terdapat 16 produsen ban dalam negeri dengan kapasitas terpasang 211,49 juta ban luar dan 225,13 juta ban dalam. Seluruh pabrikan tersebut terdapat di Jawa, terutama di Jawa bagian barat.

Jenis ban yang diproduksi mencakup berbagai macam jenis, kecuali ban pesawat terbang dan speciality tire, khususnya ban berukuran besar dengan diameter pelek di atas 24 inci. Industri ban menyerap tenaga kerja sebanyak 40.016 orang.

Dari sisi bahan baku, Indonesia saat ini menjadi produsen karet alam kedua terbesar di dunia setelah Thailand dengan produksi sebesar 3,63 juta ton. Adapun Thailand memiliki kapasitas produksi sebesar 4,88 juta ton.

Ekspor Negara Gajah Putih tersebut mencapai US$4,4 miliar dengan pangsa pasar dunia sebesar 5,9%. Adapun ekspor ban dari Indonesia US$1,62 miliar atau mengontribusi 2,28% terhadap pasar dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper