Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) menyatakan bahwa rencana penerapan ganjil-genap pada lintas penyeberangan Merak-Bakauheni menjelang Lebaran harus dibarengi dengan persiapan matang.
Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo mengatakan, tanpa persiapan yang memadai, pengaturan waktu penyeberangan itu akan menimbulkan masalah di lapangan.
"Karena para pemudik dengan segala keterbatasan waktu libur dan kemampuan lainnya akan keberatan dengan kebijakan ini," katanya saat dihubungi, Selasa (6/5/2019).
Khoiri berpendapat, pemerataan distribusi arus muatan sebenarnya dapat dilakukan dengan tarif progresif, seperti dilakukan pada moda transportasi darat, kereta api, ataupun udara, yakni saat peak season, tarif bisa mencapai batas atas hingga 300%.
"Ini bertujuan untuk mengalihkan pilihan jam favorit menuju jam yang lebih sepi," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah tengah mempertimbangkan penerapan ganjil-genap di lintasan penyeberangan teramai di Tanah Air itu pada arus mudik untuk mengurai kepadatan yang terjadi pada jam-jam tertentu.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi memaparkan, puncak arus mudik dari Merak menuju Bakauheni selama ini cenderung terjadi pada pukul 00.00-06.00 WIB.
Penumpang memilih jam itu a.l. karena siang hari lebih aman melintasi jalan antarlintas Sumatra. Akibatnya, kerap terjadi antrean panjang hingga 8 km menuju Pelabuhan Penyeberangan Merak.
Budi meyakini, dengan pengoperasian jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar, tidak ada lagi isu keamanan di ALS sehingga perjalanan dapat dilakukan kapan pun.
"Akan kami berlakukan skema ganjil genap ini untuk roda empat. Sepeda motor belum, tapi masih dalam pembahasan. Misal, pada 31 Mei, pukul 06.00-18.00 WIB untuk nomor ganjil, jam 18.00-06.00 WIB untuk nomor genap," jelas Budi.
Dia mengatakan bahwa rencana itu akan diputuskan pekan ini sehingga Kemenhub dapat menyosialisasikan kepada masyarakat mulai pekan depan.
Gapasdap mengaku sangat memberi perhatian pada jalan keluar terbaik bersama dengan Kemenhub dan pemangku kepentingan lainnya, seperti PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), untuk dapat menyukseskan angkutan mudik Lebaran 2019 pada semua lintasan penyeberangan, termasuk Merak-Bakauheni.
Asosiasi memperkirakan kenaikan volume penumpang dan kendaraan setidaknya 15% karena Idulfitri dan pengoperasian sebagian ruas tol trans Sumatra hingga mendekati Palembang.
Di sisi lain, kekurangan dermaga masih menjadi problem utama. Jumlah armada di lintasan Merak-Bakauheni 73 kapal, tetapi hanya tersedia 6 pasang dermaga. Padahal idealnya, satu pasang dermaga menampung lima kapal sehingga di lintasan itu semestinya tersedia 14 pasang dermaga.